Jakarta (pilar.id) – fesyen terus mendominasi pembelian online, dan menurut Laporan Jakpat untuk paruh pertama tahun 2022, pembelian barang-barang fesyen mencapai 33 persen dari total. Meskipun angka ini turun menjadi 26 persen di awal tahun ini, pembelian produk mode masih menjadi yang paling diminati.
Jakpat telah melakukan survei untuk mengeksplorasi perilaku dan kebiasaan pembeli produk fesyen di Indonesia. Laporan yang melibatkan 702 responden ini mengungkap berbagai aspek, termasuk jenis pakaian yang mereka beli hingga pertengahan tahun 2023, tingkat kepuasan mereka, dan pertimbangan saat berbelanja pakaian.
Hasil survei tersebut dikategorikan dalam lima kategori, yaitu pakaian kasual, pakaian olahraga (sportswear), pakaian formal, alas kaki, dan aksesoris fesyen. Responden survei ini juga dikelompokkan dalam empat persona, yaitu efficient, uptodate, be myself, dan outstanding.
Dari hasil survei, 88 persen responden, terdiri dari Generasi Y (Milenial) dan Generasi Z, telah membeli produk fesyen, dan 79 persen di antaranya berencana untuk melanjutkan pembelian di tahun ini.
Dari mereka, sembilan dari sepuluh pembeli produk mode ini mengaku memiliki pakaian kasual (seperti kaos, kemeja, rok, dan celana) sebagai barang baru yang mereka beli. Produk lain yang banyak dibeli adalah alas kaki dan aksesoris fesyen, masing-masing dengan persentase 75 persen dan 57 persen.
“Saat membahas rencana pembelian produk fashion, terlihat bahwa Gen Z lebih tertarik pada produk fesyen retro/vintage/preloved goods dibandingkan Gen Y. Ini sejalan dengan kesadaran tinggi Gen Z terhadap isu lingkungan, yang membuat mereka mulai mengadopsi budaya slow fashion dengan harapan dapat mengurangi dampak industri fashion terhadap lingkungan,” jelas Aska Primardi, Head of Research Jakpat.
Tren Fesyen Menurut Gender dan Generasi
Terdapat perbedaan menarik dalam perilaku pembelian pakaian antara pria dan wanita. Pria cenderung lebih sering membeli pakaian formal, mencapai 59 persen. Sementara wanita lebih suka membeli barang bawaan, seperti tas atau koper, dengan persentase 46 persen, dibandingkan pakaian formal yang mencapai 33 persen.
Dilihat dari generasi, ternyata lebih banyak Milenial yang cenderung membeli pakaian olahraga (sportswear) dengan persentase 43 persen, sementara Gen Z memiliki minat lebih besar dalam pakaian formal (55 persen) dibandingkan Milenial (49 persen).
Aska menambahkan, “Mayoritas Gen Z membeli produk fashion dengan pertimbangan agar penampilan mereka selalu terupdate dengan tren terkini. Di sisi lain, mayoritas Gen Y membeli pakaian untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, termasuk aktivitas olahraga, sehingga pengaruh tren mode terhadap mereka tidak begitu signifikan.”
Peran Media Sosial dalam Dunia Fesyen
Media sosial memainkan peran utama sebagai sumber informasi tentang produk fesyen sebelum seseorang memutuskan untuk membelinya. Setengah dari pembeli pakaian kasual mengandalkan akun resmi merek di Instagram untuk mencari tahu tentang produk fesyen yang akan mereka beli. Selain itu, mereka juga mempertimbangkan rekomendasi dari teman-teman mereka.
Para pembeli sportswear mencari informasi melalui media sosial resmi merek, terutama Instagram (48 persen) dan YouTube (46 persen). Sedangkan akun Instagram resmi merek dan rekomendasi dari teman adalah dua sumber informasi utama bagi pembeli pakaian formal.
Lebih dari 40 persen pembeli alas kaki mendapatkan informasi tentang produk fesyen melalui Instagram, baik dari akun resmi merek maupun akun pribadi. Sementara itu, sebagian besar pembeli aksesoris fesyen mengandalkan rekomendasi dari teman-teman mereka.
Dengan terus berkembangnya tren mode dan peran penting media sosial dalam dunia fesyen, para pembeli semakin terkoneksi dengan merek dan produk fesyen yang mereka minati. Hal ini mencerminkan perubahan perilaku pembelian yang semakin terkait dengan tren dan preferensi pribadi. (ret/ted)