Surabaya (pilar.id) – Shalsa Dellia Ridoewan, mahasiswa Studi Kejepangan (Stujep) Fakultas Ilmu Budaya (FIB) Universitas Airlangga (Unair), berhasil meraih kesempatan magang di Hokkaido, Jepang. Program magang ini merupakan bagian dari upaya peningkatan kemampuan bahasa Jepang dan pengalaman kerja di dunia nyata, yang diinisiasi oleh PT. Japan Indonesia Program Akademik (JIPA).
Shalsa, yang sedang menjalani magang di Hotel Yumoto Shirogane Onsen sejak Oktober 2023, diharapkan dapat memperdalam pemahaman tentang bahasa dan budaya Jepang. Program ini tidak hanya memfokuskan pada aspek pekerjaan, tetapi juga memberikan wawasan tentang budaya kerja dan kehidupan sosial di Jepang.
Dalam keterangannya pada Selasa (27/2/2024), Shalsa menjelaskan bahwa selama program berlangsung, ia telah belajar tentang tata cara penyajian makanan Jepang dan peranannya dalam menyambut para tamu sesuai dengan nomor meja dan kamar mereka. Meskipun awalnya melibatkan masa orientasi dan pelatihan teknis, Shalsa menyatakan bahwa proses tersebut membantu dirinya beradaptasi dengan pekerjaan secara bertahap.
“Pada awal pelaksanaan internship, mentor memberikan pembekalan teknis terkait pekerjaan yang akan dilakukan. Penjelasan lebih lanjut dieksekusi saat bekerja, sehingga kita bisa terbiasa dengan pekerjaan tersebut,” tutur Shalsa.
Tantangan Kultur di Negeri Sakura
Sebagai mahasiswa yang belajar dan bekerja di negeri orang dengan budaya dan bahasa yang berbeda, Shalsa mengakui mengalami tantangan budaya atau culture shock terhadap bahasa dan makanan Jepang. Untuk mengatasi hal tersebut, ia mencoba berkomunikasi dengan warga setempat dan terus mempelajari bahasa Jepang.
“Saya mencoba untuk sering berbicara dengan mereka dan terus mempelajari ulang bahasa Jepang. Dalam hal makanan, saya biasanya memasak sendiri dan membeli sayuran beku untuk stok, karena sulit membedakan makanan halal di Jepang,” ungkap Shalsa.
Shalsa menegaskan bahwa mengambil kesempatan untuk mengikuti program magang di luar negeri adalah sebuah tantangan yang harus dihadapi dengan semangat. Ia berpesan kepada teman-teman mahasiswa untuk tetap mencoba hal-hal baru dan tidak takut menghadapi batasan.
“Kalau kita tidak mencoba, kita tidak akan tahu kemampuan kita. Saya berhasil lolos program magang ini karena dari awal mencoba. Pesanku untuk teman-teman yang lain adalah tetap semangat. Tidak ada kata yang tidak mungkin selagi kita mau mencoba dan berusaha,” kata Shalsa.
Bagi mahasiswa lainnya di Universitas Airlangga yang berminat mengikuti program magang serupa, Shalsa menyarankan untuk mengunjungi akun Facebook Japanology dan menghubungi admin program Studi Kejepangan. JIPA juga memberikan pelatihan wawancara dalam bahasa Jepang kepada calon peserta magang. Melalui program ini, Shalsa berharap dapat meningkatkan keterampilan bahasa Jepangnya dan memperluas jejaring profesionalnya untuk mendukung karir masa depannya. (rio/ted)