Jakarta (pilar.id) – Ketum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) mengatakan, pihaknya usai menggelar pertemuan awal tahun dengan internal Partai Demokrat. Pada kesempatan itu, AHY berbicara tentang ekonomi Indonesia di tengah gejolak global.
AHY secara khusus menyoroti, tekanan inflasi Indonesia yang berada di level 5,5 persen. Angka inflasi tersebut berada di atas kewajaran 3,5 persen.
“Akibatnya kita tahu, harga-harga naik. Harga BBM naik, harga kebutuhan pokok naik. Ini semua menghimpit kehidupan wong cilik,” kata AHY, di Jakarta, Kamis (12/1/2022)
Dia juga menyoroti soal utang negara yang terus menumpuk. Sementara, cadangan devisa juga terus tergerus menipis karena harus menahan pelemahan rupiah. Untuk diketahui, posisi utang luar negeri (ULN) Indonesia pada akhir triwulan III 2022 tercatat sebesar 394,6 miliar dolar Amerika Serikat (AS).
“Kita juga tahu gelombang PHK terjadi di sana sini. Ini semua tentunya mengancam masa depan dan nasib para buruh dan pekerja nasional kita,” tegas AHY.
Putra dari Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) itu juga menyampaikan tentang investasi di Indonesia yang belum optimal. Padahal, Indonesia butuh investasi yang besar untuk mendorong perekonomian nasional. “Juga pada akhirnya untuk kesejahteraan rakyat,” sambungnya.
Para investor, lanjut AHY, berharap ada kepastian hukum di Indonesia, serta iklim investasi yang sehat. Dengan demikian, mereka akan memiliki kepercayaan untuk menanamkan investasinya di Indonesia. (ach/din)