Surabaya (pilar.id) – Kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) di Surabaya kembali mengalami lonjakan sejak akhir tahun 2024. Penyakit ini menyerang berbagai kelompok usia, mulai dari anak-anak hingga orang dewasa.
Menurut Wakil Dekan III Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga (FK UNAIR), Dr. Sulistiawati, dr., M.Kes, peningkatan kasus DBD sangat dipengaruhi oleh faktor lingkungan dan kondisi iklim yang mendukung perkembangbiakan nyamuk Aedes aegypti, sebagai vektor utama virus dengue.
“Nyamuk ini lebih suka bertelur di air bersih, bukan air kotor. Jika lingkungan mendukung perkembangbiakannya, maka penyebaran virus akan semakin cepat,” jelasnya.
Cegah DBD dengan Program 3M Plus
Untuk menekan penyebaran DBD, masyarakat diimbau untuk menerapkan Program 3M Plus.
- Menguras tempat penampungan air secara rutin
- Menutup rapat wadah penyimpanan air
- Mendaur ulang barang bekas yang berpotensi menjadi sarang nyamuk
- Upaya tambahan dalam 3M Plus meliputi penggunaan kelambu, menanam tanaman pengusir nyamuk, serta menerapkan fogging jika diperlukan.
“Jika program 3M Plus dilakukan bersama-sama, maka kasus DBD bisa ditekan. Namun, jika hanya sebagian masyarakat yang menjalankan, efektivitasnya akan berkurang,” kata Sulistiawati.
Sebagai langkah tambahan, pemerintah juga mengaktifkan Juru Pemantau Jentik (Jumantik) melalui Program Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) untuk memastikan tidak ada tempat berkembang biak bagi nyamuk.
Kenali Gejala DBD dan Segera Lakukan Penanganan
Sulistiawati menekankan pentingnya kesadaran masyarakat dalam mengenali gejala awal DBD agar dapat segera mendapatkan perawatan medis. Gejala umum yang sering muncul meliputi:
- Demam tinggi mendadak
- Lemas dan nyeri otot
- Muncul bintik merah atau perdarahan ringan
- Sakit kepala dan nyeri di belakang mata
Jika mengalami gejala tersebut, masyarakat dianjurkan untuk segera memeriksakan diri ke fasilitas kesehatan terdekat. Selain itu, menjaga asupan cairan sangat penting untuk mencegah dehidrasi.
Terkait konsumsi jus jambu yang sering dikaitkan dengan peningkatan trombosit, Sulistiawati menjelaskan bahwa meskipun kaya vitamin dan mineral, efektivitasnya belum terbukti secara medis.
Oleh karena itu, pasien tetap disarankan berkonsultasi dengan dokter sebelum mengonsumsinya.
Pencegahan DBD memerlukan kerja sama dan konsistensi seluruh masyarakat dalam menerapkan program pengendalian nyamuk. Dengan menerapkan 3M Plus dan mendukung Program PSN, diharapkan kasus DBD di Surabaya dapat ditekan secara signifikan.
“Jika kita semua disiplin menjalankan langkah-langkah pencegahan, maka penyebaran DBD bisa diminimalkan,” tutup Sulistiawati. (mad/hdl)