Jakarta (www.pilar.id) – Siapa yang dari kecil sampai sekarang masih gemar menonton aksi sulap? Pasti tak akan asing dengan nama Harry Houdini, pesulap legendaris asal Hungaria. Ia dikenal dengan triknya melepaskan diri dari borgol, tali, dan rantai, di momen yang sangat berbahaya.
Salah satu aksinya yang paling dikenal adalah saat melakukan trik Chinese Water Toture. Saat itu, Houdini berhasil melepaskan diri, dengan posisi diikat tangan, tubuh dibalik dan berada di dalam lemari kaca berisi air.
Aksi-aksi ekstri ini membuat namanya kian dikenal. Di Indonesia, aksi semacam ini memberi inspirasi pada banyak pesulap, ada juga yang lebih suka menyebut dirinya sebagai ilusionis, seperti David Copperfield, Criss Angel, dan masih banyak lagi.
Houdini bergelut di dunia sulap sejak 1891. Hanya berkutat pada trik-trik sulap permainan kartu. Namun karirnya kian menanjak, dan memilih untuk fokus menjadi pesulap dengan aksi-aksi meloloskan diri.
Aksi lepas borgolnya membuat dirinya dijuluki sebagai “The Handcuff King” atau Raja Borgol. Setiap tur di negara-negara Eropa, Houdini sering menantang polisi untuk memborgol dan menguncinya dalam penjara. Setiap kali aksi, ia berhasil meloloskan diri dari penjara ataupun berhasil membuka sebuah brankas.
Hingga di 1910, nama Houdini makin dikenal sebagai pesulap sukses di Amerika Serikat. Karena aksinya yang kerap dianggap tidak masuk akal, Houdini sempat dituduh bukan pesulap murni. Ia dituduh kerap melibatkan sihir bahkan kekuatan iblis.
Menanggapi ini, Houdini pun mengatakan jika ia tak pernah dibantu oleh roh-roh halus, seperti yang banyak dipercaya orang dulu. Namun iklan tentang dirinya menyebut jika Harry memiliki keahlian melakukan teleportasi atau berpindah ke suatu tempat berbeda dengan cepat. Meski Harry mengatakan, jika dirinya tak punya keahlian supranatural apapun.
Aksi meloloskan dirinya yang terakhir terjadi pada 24 Oktober 1926, sehari kemudian dirinya harus dibawa ke rumah sakit karena peritonitis di bagian umbai cacing dan akhirnya meninggal pada 31 Oktober 1926.
Tahun ini, 95 tahun sejak kematiannya, keajaiban Houdini terus berlanjut. Sebagai penghargaan untuk dedikasinya di dunia sulap, tanggal kematian Houdini, 31 Oktober, diperingati sebagai Hari Sulap Sedunia. (jel)