Jakarta (pilar.id) – Indonesia AirAsia, maskapai penerbangan berbiaya hemat, telah menyampaikan sejumlah usulan strategis untuk menurunkan harga tiket penerbangan domestik.
Dalam acara Media Roundtable yang dihadiri oleh CEO Capital A Berhad, Tony Fernandes, dan jajaran pimpinan AirAsia lainnya, beberapa solusi ditawarkan guna memperkuat posisi maskapai selama lima tahun ke depan.
Salah satu usulan kunci adalah penghapusan pajak ganda yang diterapkan pada bahan bakar pesawat dan harga tiket penumpang. Tony Fernandes juga mendorong penghapusan bea masuk untuk suku cadang pesawat, yang dinilai mampu menekan biaya operasional maskapai secara signifikan.
“Dengan pengurangan beban pajak dan bea masuk, harga tiket diharapkan bisa lebih terjangkau, sehingga mendukung pemulihan sektor pariwisata nasional,” ujar Fernandes.
Selain itu, AirAsia mengusulkan pemerintah untuk meninjau kebijakan tarif batas atas tiket domestik. Peninjauan ini diharapkan dapat memberikan fleksibilitas bagi maskapai dalam menetapkan harga sesuai permintaan dan biaya operasional, serta mendorong persaingan sehat di industri penerbangan.
Dalam upaya memperkuat posisinya di Indonesia, AirAsia berencana meningkatkan jumlah armadanya dari 25 menjadi 100 pesawat pada tahun 2031. Maskapai ini juga menjajaki berbagai sumber pendanaan, termasuk melalui pasar modal dan lembaga perbankan. Hal ini merupakan bagian dari komitmen AirAsia dalam mendukung pariwisata Indonesia dan memperluas konektivitas domestik serta internasional.
Di sektor logistik, AirAsia melalui unit bisnis Teleport telah menjalin kolaborasi dengan Garuda Indonesia di bidang kargo sejak 2023. Selain itu, AirAsia juga dalam tahap finalisasi kerja sama dengan Garuda Group dan Citilink, yang bertujuan memperluas jangkauan rute domestik dan internasional.
Untuk mendukung operasionalnya, AirAsia juga merencanakan pendirian fasilitas pemeliharaan pesawat (MRO) di beberapa bandara seperti Soekarno-Hatta, Surabaya, atau Makassar. (hdl)