Jakarta (pilar.id) – Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2023 mencatat sejarah baru dengan keberhasilan mencetak surplus keseimbangan primer untuk pertama kalinya sejak 2012.
Menteri Keuangan, Sri Mulyani Indrawati, menyampaikan pencapaian ini dalam Rapat Paripurna DPR terkait Tanggapan Pemerintah terhadap Pandangan Fraksi atas RUU Pertanggungjawaban Pelaksanaan APBN 2023, Selasa (20/8/2024) lalu.
Sri Mulyani menyoroti tiga pencapaian penting dalam Laporan Keuangan Pemerintah Pusat (LKPP) 2023. Pertama, surplus keseimbangan primer sejak 2012. Kedua, surplus laporan operasional yang pertama kali tercatat sejak penerapan akuntansi berbasis akrual pada 2025. Ketiga, kenaikan ekuitas pemerintah tanpa revaluasi, yang terakhir kali terjadi pada 2015.
“Pencapaian ini menunjukkan ketahanan ekonomi Indonesia di tengah tekanan global, dan mencerminkan pengelolaan fiskal yang prudent,” kata Menkeu.
Pendapatan negara yang melampaui target dan pertumbuhan kuat penerimaan pajak menjadi faktor utama di balik keberhasilan ini. Sri Mulyani juga menegaskan bahwa pemerintah terus berupaya meningkatkan tax ratio, dengan penerimaan pajak tahun 2023 yang melampaui target.
Pemerintah akan terus memperbaiki kebijakan perpajakan dan administrasi, serta bekerja sama dengan forum global untuk menghadapi tantangan pajak antarnegara. (usm/hdl)