Surabaya (pilar.id) – Sebuah terobosan unik dalam pengolahan ikan tongkol telah membuahkan hasil gemilang bagi sekelompok mahasiswa Universitas Airlangga (Unair).
Mereka berhasil meraih pendanaan dari Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) di bidang Pengabdian Masyarakat berkat inovasi bertransformasi ikan tongkol menjadi biskuit yang menjanjikan.
Kelompok PKM yang dipandu oleh Dwitha Nirmala S Pi M Si terdiri dari Putri Salma Nabila (Akuakultur 2021), Lalu Lady Kurnia Aji (Akuakultur 2019), Candra Puspitasari (Akuakultur 2021), Rismanda Desy F (Fisika 2021), dan Qurotul Uyun B (Fisika 2021).
Inisiatif PKM PM yang bertajuk “Mewujudkan Mimpi Keluarga Sejahtera Melalui Pelatihan Wirausaha Pembuatan Biskuit Berbahan Tongkol dengan Metode Problem Based Learning di Mulyorejo Gresik” merupakan langkah besar dalam mengatasi permasalahan sosial.
Putri Salma Nabila, sebagai ketua tim, menjelaskan bahwa ide brilian ini muncul dari melimpahnya pasokan ikan tongkol di wilayah tersebut.
“Ketersediaan ikan tongkol yang berlimpah di daerah ini menjadi titik awal perencanaan. Berdasarkan hasil survei, sekitar 85 persen nelayan berpenghasilan di bawah rata-rata, yang berdampak pada kesejahteraan keluarga mereka,” ungkap Putri pada Minggu, (27/8/2023).
Kemelimpahan ikan tongkol di Mulyorejo, Gresik, membuat harga ikan ini cenderung rendah. Bahkan, seringkali ikan tongkol yang tidak terjual harus dibuang, menyebabkan kekhawatiran di kalangan karang taruna setempat.
“Sebagai solusi atas permasalahan ini, tim PKM affinis cookies berdiskusi dengan anggota karang taruna. Kesepakatan tercapai untuk mengubah ikan tongkol menjadi produk biskuit olahan,” tambah Putri.
Keputusan ini tidak hanya didasari oleh faktor ketersediaan bahan baku, tetapi juga karena biskuit memiliki masa simpan yang lebih lama dibandingkan produk olahan lainnya. Selain itu, hal ini juga menjadi peluang branding yang unik untuk mempromosikan dusun tersebut, terutama karena lokasinya yang dekat dengan pantai, menarik potensi wisatawan.
Putri menegaskan bahwa PKM PM ini tak hanya berfokus pada pelatihan kewirausahaan semata. Program ini meliputi pelatihan pembuatan biskuit berbahan dasar ikan tongkol, proses pengemasan, strategi penjualan, dan taktik pemasaran.
Dengan berbagai program ini, mitra diharapkan mampu membentuk kelompok usaha baru yang muncul dari produk bersertifikasi yang telah dihasilkan. Tujuan jangka panjangnya adalah agar mitra ini dapat memiliki pabrik usaha mandiri, menjadi contoh bagi desa-desa lain.
Dengan semangat ini, Putri dan timnya berharap PKM PM ini dapat meningkatkan pemahaman tentang potensi ikan tongkol, memperkaya keterampilan dalam pembuatan dan pemasaran biskuit, serta mengembangkan keterampilan berwirausaha. Langkah ini diharapkan mampu melahirkan para pengusaha yang tangguh di bidang ekonomi, serta memberikan kontribusi nyata terhadap perekonomian masyarakat setempat.
Putri mengakhiri, “Melalui PKM PM ini, saya dan rekan-rekan satu tim telah belajar banyak hal baru. Hal-hal yang sebelumnya terlewatkan, kini menjadi fokus perhatian kami”.
Ia pun berharap, semoga pengalaman ini menjadi inspirasi bagi sesama mahasiswa Unair untuk ikut serta dalam PKM tahun depan.
“Jangan pernah takut untuk mencoba, teruslah berinovasi, dan wujudkan ide-ide kreatif kalian,” tutupnya. (ipl/hdl)