Surabaya (pilar.id) – Penjabat (Pj.) Gubernur Jawa Timur, Adhy Karyono, secara resmi membuka kegiatan Indonesian Oil & Gas Supply Chain Management Summit 2024 (IOG SCM Summit 2024) di Hotel Westin, Surabaya, pada Senin (10/6/2024).
Acara ini dihadiri oleh Wakil SKK Migas Shinta Damayanti, Deputi Dukungan Bisnis SKK Migas Rudi Satwiko, Direktur Operasional Pertamina Joko Priambodo, dan VP SCM Regional Pertamina EP, Bayu Kusuma Tri Aryanto.
Mengusung tema Menavigasi Rencana Jangka Panjang Melalui Rantai Pasok Terintegrasi dan Kolaboratif, Adhy Karyono menekankan pentingnya kegiatan ini untuk mewujudkan koordinasi dan sinergitas antar Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS).
Jawa Timur, yang merupakan penghasil migas terbesar ketiga di Indonesia setelah Riau dan Kalimantan Timur, memerlukan manajemen rantai pasok yang terintegrasi dari hulu ke hilir untuk mempermudah para kontraktor dan investor.
Manajemen Rantai Pasok dan Digitalisasi
“Saya salut dengan digitalisasi di dalam rantai pasok di sektor migas yang sudah kuat sehingga memudahkan satu pintu terkoneksi dengan semua stakeholder. Selain itu, pemerintah juga mampu memberikan kemudahan perizinan bagi investor,” ujar Adhy.
Ia menambahkan bahwa kegiatan ini mendukung percepatan target produksi migas serta menawarkan solusi, terobosan teknologi, dan strategi efektif dalam digitalisasi rantai pasok untuk menyelesaikan masalah operasional hulu migas yang kompleks.
Adhy berharap kegiatan SCM di sektor hulu minyak dan gas bumi menghasilkan terobosan dengan prinsip lean SCM untuk mendukung target produksi industri hulu minyak dan gas mencapai 1 juta barel oil per day (BOPD) dan gas 12 billion standard cubic feet per day (BSCFD) pada tahun 2030.
Selain itu, kegiatan ini juga diharapkan dapat meningkatkan daya saing dan memberikan dampak positif bagi perekonomian nasional, termasuk membantu UMKM melalui pembinaan dan bantuan modal kerja.
Statistik Produksi Migas Jawa Timur
Adhy menyebutkan bahwa Jawa Timur memiliki 28 wilayah kerja minyak dan gas bumi, yang terdiri dari 8 wilayah eksplorasi, 17 wilayah produksi, dan 2 wilayah pengembangan.
Hingga Maret 2024, tercatat produksi minyak bumi dan kondensat sebesar 172.227 barel oil per day dan gas sebesar 734,07 million metric standard cubic feet per day. “Jawa Timur menduduki peringkat ketiga sebagai daerah penghasil migas terbesar setelah Riau dan Kalimantan Timur,” tegasnya.
Wakil SKK Migas Shinta Damayanti menekankan pentingnya inovasi dan terobosan digitalisasi dalam meningkatkan produksi migas. “Inovasi dan digitalisasi akan memudahkan integrasi data antara SKK Migas dan KKKS, sehingga mampu memberikan perencanaan yang baik dari sisi teknis sampai proses pengadaan dan bersinergi lebih cepat,” jelasnya.
SKK Migas juga bekerjasama dengan Kementerian ESDM dan Kementerian Keuangan untuk memastikan laporan cadangan dan sumber daya serta sistem informasi terintegrasi dapat diakses melalui satu platform, mempercepat proses pengambilan keputusan.
Dengan adanya sinergi yang kuat antara pemerintah, SKK Migas, dan para kontraktor, diharapkan sektor migas di Jawa Timur dapat terus berkembang dan memberikan kontribusi signifikan bagi perekonomian nasional. (riq/hdl)