Surabaya (pilar.id) – Melengkapi rangkaian promosi film Teka-teki Tika yang akan tayang 23 Desember 2021 mendatang, Ernest Prakasa, sutradara film bergenre thriller ini, datang ke Studio BeritajatimTV, Sabtu (18/12/2021).
Ia datang bersama Jenny Zhang, salah satu aktris yang ikut bermain di film tersebut, seusai Nonton Bareng (Nobar) di Tunjungan Plaza (TP) Surabaya.
Dalam obrolannya, Ernest menjelaskan perjalanan terciptanya film ke enam ini. Bahwa mulanya, ia ingin mengeksplor genre film lain, selain bergenre komedi.
“Saat pandemi kemarin, merasa jenuh sama komedi dan mandek. Akhirnya saya research lagi dari nol. Saya sempat buat tiga ide, salah satunya ini yang penulisan skripnya lancar,” jelas sutradara Cek Toko Sebelah ini.
Lebih lanjut, ia menceritakan jika prosesnya membutuhkan waktu sekitar setahun belakangan. Dimulai dari menulis skrip di akhir tahun 2019, berlanjut di bulan Maret mulai persiapan syuting dan Mei mulai syuting
“Syuting di lokasinya makan waktu dua minggu, yang paling lama readingnya sekitar satu bulan,” ucap pria 39 tahun ini. Ia pun menjelaskan jika reading merupakan proses terpenting.
Karena setiap orang dalam tim produksi film harus menyamakan persepsi karakter tokoh. Baik sutradara dengan aktrisnya.
“Kalau aktrisnya menilai begini dan kurang, tinggal saya tambahkan atau saya arahkan. Jadi gak langsung dikte. Hanya saya beri gambaran besarnya,” tambahnya.
Kemudahan itulah yang dirasakan oleh Jenny Zhang. Kepada Wahyu Hestiningdiah, host podcast itu, ia merasa dalam film tersebut begitu singkat waktunya, dikarenakan dirinya merasa tidak tertekan dan semua berjalan menyenangkan.
“Berasa seperti study tour saat syuting, soalnya syuting di satu lokasi. Kalau Ernest minta apa yang aku bisa tunjukan dulu, baru kalau kurang pas, dia yang mengarahkan,” ceritanya.
Saat pertama diberi tawaran oleh Ernest sebagai tokoh wanita yang kuat dan pemberani, Jenny sempat merasa tidak yakin, karena di film-film sebelumnya, dirinya cenderung memainkan peran sedih.
“Di film ini, saya berbeda karakter banget dari film-film sebelumnya, yang sering tertindas dan menangis haru biru. Tapi menurut saya itu tantangan, jadi saya ambil,” kenangnya.
Adanya film Teka Teki Tika ini, Ernest berharap masyarakat dapat terhibur dengan genre film yang menurutnya, masih belum terlalu sering di Indonesia
“Apalagi sudah dua tahun masyarkat baru bisa nonton film kembali ke bioskop. Mudah-mudahan pesan dari film ini juga dapat tersampaikan ke masyarakat,” pungkas Ernest. (jel)