Surabaya (pilar.id) – Bagi anda para pecinta kucing, Kafe Neko Kepo adalah pilihan terbaik. Sebab, mereka menghadirkan konsep pengalaman ngopi yang tidak biasa. Anda bisa ngopi, ngemil sembari ditemani dengan kucing yang mereka pelihara.
Kafe yang berlokasi di Siwalankerto Timur V ini buka sejak pukul 10 pagi sampai 9 malam. Ada sekitar 20 kucing yang mereka sediakan di sana. Mulai dari kucing ras Anggora, Persia, sampai kucing kampung yang mereka adopsi dari jalanan.
Seperti yang disampaikan Erik Triana, salah satu karyawan yang telah bekerja di Neko Kepo selama setahun lebih belakangan ini. “Kira-kira kucing kampung ada 5, Persia sekitar 8, jenis anggora ada 2. Yang lainnya kucing persilangan,” sebutnya
Kafe yang buka di tahun 2018 ini, memiliki 2 paket, yaitu paket Nyemil Sendiri seharga Rp 25 ribu, sudah termasuk satu snack yang bisa dipilih dan Paket Nyemil Bareng kucing seharga Rp 30 ribu, sudah termasuk makanan kucing.
“Jadi pengunjung bisa memberi makan kucing secara langsung. Harga segitu, setengahnya untuk perawatan kucing dan setengahnya harga cemilan yang bisa dipilih,” jelas Erik nama panggilannya.
Tak hanya itu, kafe yang juga buka cabang di Jogja ini, menyediakan jasa groming dan hotel kucing. Erik menceritakan, jasa groming baru ada saat pandemi masuk ke Indonesia yang mengakibatkan kafe di akhir 2020 harus tutup.
“Demi merawat kucing-kucing, owner kami punya ide membuka jasa groming di bulan Maret 2021, hingga sekarang, jadi karyawan kafe, dialihkan ke karyawan groming,” kenangnya
Namun ketika pandemi mulai menurun, perlahan kafe mulai dibuka kembali. Cerita Erik, jika diawal buka, setelah sempat tutup selama sekitar 3 bulan lebih, sehari hanya 2 orang pengunjung. Tetapi seiring berjalannya waktu kian membaik.
Perempuan 22 tahun ini, juga menyebut. Jika ada perbedaan pengunjung sebelum dan seusai pandemi. Ia menyampaikan jika, kafe tempat ia bekerja. “Setelah pandemi 6 orang dihari biasa, weekend 15-20 orang. Tetapi sebelum pandemi, pernah sampai penuh dan gak kelihatan kucingnya,” cerita Erik.
Selama dirinya menjadi karyawan di kafe tersebut, seringkali ditemui pelanggan yang komplain dengan kondisi kafe tersebut, seperti pelanggan yang tak suka dengan bau kucing atau beberapa kucing yang masih kurang disiplin.
” Masih ada kucing yang pipis sembarangan, tapi langsung kita bersihkan, kalau ruangan bau kita langsung kasih pewangi ruangan. Biasanya yang komplain itu yang tidak terlalu suka kucing, tetapi tergantung pribadi pelanggan,” ucapnya
Dalam perawatannya, Erik menyampaikan jika kucing-kucing tersebut rutin dimandikan sebulan sekali, dibersihkan kupingnya sehari sekali, serta di potong kukunya empat hari sekali
“Karena kucingnya hanya didalam ruangan, jadi mandinya sebulan sekali. Kalau ada kucing yang nakal, kita biasa hukum dengan menaruhnya diluar, dan dinasehati sudah kayak seorang anak,” ujar perempuan asal Nganjuk ini.
Kedepan, Erik menyampaikan jika si owner akan membuat kafe baru berkonsep hewan kecil di lantai dasar. Namun ia tak tahu kapan lebih tepatnya, rencana tersebut direalisasikan dan owner masih mencari informasi sesuatu yang diminati di Surabaya.
Meksi begitu, Erik menyadari jika seusai pandemi ada beberapa yang perlu dibenahi. Mulai dari fasilitas, serta keindahan tempat. “Perlu diperbaiki lagi dari beberapa fasilitas yang sudah rusak, serta memperindah kafe agar lebih menarik dan indah,” tutupnya. (jel/tur)