Jakarta (pilar.id) – Dewan Direksi PT Pertamina Power Indonesia (PPI) sebagai Subholding Power and New Renewable Energy (PNRE) mengawal target Net Zero Emission 2060 dengan melakukan Management Walkthrough (MWT) ke PT Pertamina Geothermal Energy (PGE) Area Kamojang dan Area Karaha (17/1/2022)
Subholding PNRE mempunyai visi untuk mendukung Pemerintah dalam mewujudkan Net Zero Emission pada 2060 dan misi menjadi pemimpin transisi energi di Pertamina dengan 3 pilar penting, pilar pertama adalah mengembangkan energi Low Carbon Solutions yaitu dengan mengoptimalkan gas menjadi tenaga listrik dan dekarbonisasi, pilar kedua adalah New & Renewable Energy yang diantaranya adalah energi Geothermal, Solar, Hydro, Biomass & Biogas, Wind & Tidal, Waste, dan pilar terakhir adalah Future Businesses yaitu energi yang dihasilkan oleh Battery, Hydrogen, Carbon Market, dan Green Industrial Complex.
Dijelaskan Direktur Utama Subholding PNRE Dannif Danusaputro, Pertamina NRE akan menjadi masa depan Pertamina dan untuk mendukung target Net Zero Emission 2060.
“Emisi Karbon kalau tidak di kontrol akan mengalami kenaikan suhu yang ekstrem, dan bumi menjadi tidak bisa menjalankan fungsinya lagi, sehingga Indonesia sudah menyatakan dukungan seperti pada Paris Agreement untuk mengurangi emisi karbon, dan bahkan sudah menjadi Undang-Undang (UU) No. 16 Tahun 2016 tentang Pengesahan Paris Agreement To The United Nations Framework Convention On Climate Change atau Persetujuan Paris atas Konvensi Kerangka Kerja Perserikatan Bangsa-Bangsa mengenai perubahan iklim yang telah sah pada tanggal 24 Oktober 2016,” jelas Dannif.
Dalam kesempatan yang sama, Direktur Utama PGE Ahmad Yuniarto (AY) menambahkan, upaya mengurangi emisi karbon ini bukan hanya di Indonesia saja, tapi seluruh dunia sepakat untuk dekarbonisasi.
“Indonesia melalui Pertamina NRE melakukan inisiatif dekarbonisasi, misalnya geothermal yang merupakan energi baru terbarukan dan ramah lingkungan dan menjadi tulang punggung energi bersih yang memiliki cadangan geothermal terbesar kedua di dunia setelah Amerika Serikat,” ungkapnya.
Ahmad menjelaskan, dalam menjalankan bisnisnya, PGE terus berkomitmen untuk pengembangan panas bumi dan memastikan implementasi Environment, Social, and Governance (ESG) menjadi bagian terintegrasi dari bisnis panas bumi PGE.
Penerapan aspek-aspek ESG ini merupakan upaya dalam memberikan nilai tambah serta dukungan PGE pada program pemerintah terkait pemanfaatan energi baru terbarukan yang ramah lingkungan khususnya panas bumi.
Selain itu, pengembangan penyediaan energi panas bumi yang dilakukan PGE juga wujud dukungan dan komitmen PGE dalam mencapai pembangunan berkelanjutan khususnya goal ke 7 (energi bersih dan terjangkau), 12 (konstruksi dan produksi yang bertanggungjawab), 13 (penanganan perubahan iklim), dan 15 (ekosistem darat) pada SDGs (Sustainable Development Goals). (ret/hdl)