Sorong (pilar.id) – Air Su Keluar, Sa Tidur Sama Air. Kalimat itu diucapkan Arnold Wamblesa, 59 tahun, dengan wajah berseri. Karena bahagia, melihat air bersih pertama kali memancar dari instalasi biosand water filter komunal di Kampung Maladuk, Distrik Klasafet, Kabupaten Sorong, Provinsi Papua Barat.
Tak hanya memancar, tapi juga disalurkan langsung hingga masuk dalam rumah. Anak-anak yang melihat air jernih itu tak kalah takjub. Karena dalam benak mereka, selama ini, air bersih hanya untuk minum, bukan untuk mandi.
Seumur hidup mereka belum pernah merasakan mandi dengan air bening selain dengan air keruh Sungai Klasafet. Sumur pun tak lebih baik, bahkan airnya bukan lagi cokelat melainkan hitam.
Air yang mengalir jernih itu berkat Peri Berdaya alias Program Peningkatan Sarana Air Bersih Berbasis Pemberdayaan Masyarakat. Layaknya Ibu Peri yang mewujudkan banyak keinginan, kini, air bersih mengalir dari jalur-jalur pipa menuju 400 rumah yang didiami 1.770 kepala kelurga (KK) di Distrik Klamono dan Distrik Klasafet.
“Kami melakukan Social Mapping Papua Field tahun 2017 untuk menginventarisasi kebutuhan warga. Ada banyak daftar kebutuhan yang diajukan masyarakat, kami musyawarah. Akhirnya pengadaan air bersih ini yang menjadi prioritas,” kata Hariyanto, Communication Relation & Community Involvement and Development PT Pertamina EP Papua Field.
Kampung Maladuk belum pernah merasakan adanya air bersih yang cukup. Untuk minum mereka mengandalkan air hujan atau membeli air sebab air tanah sama sekali tak bisa digunakan. Bila dihitung, pengeluaran mereka sampai Rp 3.240.000/tahun/KK untuk konsumsi. Kebutuhan ini sedikit berkurang pada musim hujan sebab mereka memanen air hujan.
Untuk kebutuhan selain konsumsi, warga kampung bergantung dari Sungai Klasafet, sungai besar yang mengalir di Distrik Klasafet. Menurut Silviana Kondologit, Kepala Kampung Maladuk, Distrik Klasafet, setiap hari para perempuan dan anak-anak mengangkut air dari sungai untuk mengisi drum.
Pada saat permukaan sungai naik, warga mengambil air dengan timba untuk ditampung di drum. “Kalau sehari bisa sampai 2 drum untuk kebutuhan keluarga. Kebanyakan yang mengangkut mama-mama dan anak-anak yang membantu,” kata Silviana.
Satu drum berisi 200 liter. Untuk memenuhi kebutuhan air keluarga lebih banyak dilakukan perempuan. Laki-laki biasanya hanya mengambil air untuk kepentingan mandi dirinya dan tidak terlalu banyak menggunakan air di rumah sebab kegiatan rumah tangga lebih banyak dikerjakan oleh perempuan.
Sungai Klasafet, betapapun keruh airnya, merupakan urat nadi dari kampung ini. Mereka berinteraksi dengan sungai mulai mencari ikan, penunjang transportasi selain melalui darat, mandi, cuci, hingga arena bermain bagi anak-anak. Dari bayi yang baru lahir hingga dewasa, mereka menggunakan air sungai untuk mandi. Lumpur dan keruhnya air menjadi karib bagi mereka.
“Sejak dulu saya tahu airnya juga keruh tapi tidak pernah kering,” kata Arnold Wamblesa. Arnold termasuk yang beruntung, sebab ia mendapatkan fasilitas air bersih dari Pertamina sejak tahun 1998 ketika ia menjadi salah satu staf di Pertamina.
Namun hal itu justru menjadikan Arnold bersemangat agar warga lain juga mendapakan akses air seperti dirinya. Jadi, Peri Berdaya memang lahir dari kebutuhan warga.
Inovasi Biosand Water Filter
Distrik Klamono dan Distrik Klasafet, merupakan area Ring 1 PT Pertamina EP Papua Field yang di batasi oleh sumber air yang besar yaitu Sungai Klasafet. Sungai yang tak pernah kering dengan cocok dijadikan sumber air baku untuk warga.
“Ada beberapa cara pengolahan air bersih, kami pertimbangkan teknologi yang sederhana sehingga warga bisa mengoperasikan sendiri sehingga pemberdayaan dan kemandirian warga khususnya soal air bersih bisa tercapai,” tambah Hariyanto.
Ia juga mengatakan, air bersih adalah kebutuhan mendasar manusia. Jika air bersih tercukupi maka akan berdampak pada kegiatan ekonomi lainnya selain meninggkatkan kualitas hidup dan kesejahteraan masyarakat akan tercapai.
Tahun 2018, Peri Berdaya diimplementasikan dalam skala rumah dengan instalasi biosand water filter. Beberapa masyarakat sudah menerima manfaat dari program CSR Pertamina Papua Field ini. Selain MCK dengan air sungai dan sumber air sumur galian, mereka bisa mendapatkan air bersih dari penyaringan air sungai.
Selanjutnya, tahun 2020-2021 Papua Field berinovasi dengan mengubah alat filter (Redesign System) yaitu dengan media filter ramah lingkungan. Senyawa yang digunakan antara lain manganese, karbon aktif dari arang, pasir halus dan batu kerikil. Biosand Water Filter Komunal dapat menghasilkan air bersih yang layak konsumsi.
“Pengoperasian sistem ini mudah. Kami sudah mengajari dua orang warga untuk mengoperasikan dan merawat. Khususnya dalam hal perawatan, paling hanya seminggu sekali membersihkan filter dari lumpur,” kata Hariyanto.
Menurut Hariyanto, air Sungai Klasafet yang tadinya berwarna keruh sebagai sumber air baku utama dengan pH di atas 9 menjadi air jernih dengan kadar pH 8,4 sehingga layak untuk di pakai untuk MCK (mandi, cuci, kakus) oleh masyarakat. Pengolahan air bersih yang menggunakan perangkat Biosand Water Filter Komunal mampu mengelola air baku sebanyak 59 ribu liter/hari dengan debit yang dikeluarkan oleh filter sebesar 45 liter/menit.
Air bersih tersebut lalu di distribusikan kepada masyarakat di Distrik Klamono dan Klasafet. Jumlah penerima manfaat saat ini mencapai 1.770 KK kurang lebih 400 rumah yang berada di Distrik Klamono dan Distrik Klasafet, Kabupaten Sorong, Provinsi Papua Barat.
Secara ekonomi, masyarakat menghemat pengeluaran untuk membeli air dari Rp 3.240.000/KK/tahun menjadi tinggal Rp 600 ribu /KK/tahun. Dari sisi lingkungan, masyarakat mengurangi penggunaan air tanah (dari sumur gali) sehingga adanya pengurangan penggunaan air tanah sebesar 64.605 m3 pada tahun 2021.
Air dan Dampak Ekonomi
Peri Berdaya bukan hanya sekadar program pengadaan air bersih, namun juga program yang berdampak pada pemberdayaan dan peningkatan kapasitas warga.
“Program ini memunculkan inovasi-inovasi yang menjawab kebutuhan masyarakat, serta memiliki nilai kebaruan, keunikan dan orisinalitas di Kab. Sorong,” kata Djudjuwanto, General Manager Zona 14 Regional 4.
Kegiatan yang dilaksanakan dalam program Peri Berdaya ini antara lain peningkatan kapasitas seperti, pelatihan penguatan kelembagaan BUMDES sebagai pengelola program Peri Berdaya, pelatihan cara mengoperasikan, merawat alat dan administrasi kepada pengelola program, serta edukasi kepada masyarakat pentingnya menjaga sumber air sungai seperti tidak membuang sampah sembarangan, menanam pohon di bantaran sungai.
“Kalau cita-cita saya sebagai Ibu Kampung, saya ingin masyarakat di sini sejahtera. Kami berterima kasih, perusahaan dalam hal ini PT Pertamina EP Papua Field memberikan fasilitas air bersih ini,” tambah Silviana.
Implementasi program Peri Berdaya sebagai program CSR Papua Field dilakukan di Distrik Klamono dan dapat menjangkau luasan distribusi air hingga ke Distrik Klasafet. Kelompok program air bersih yang bernama Kelompok Badan Usaha Milik Desa (BUMDES) Posajaya yang memiliki anggota sebanyak 10 orang. Dari Peri Berdaya, ada peningkatan pendapatan BUMDES Posajaya sebesar Rp 143 juta/tahun. (tik)