Surabaya (pilar.id) – Populasi penduduk di perkotaan berbanding lurus dengan kebutuhan perumahan. Alih fungsi lahan menjadi tempat tinggal menjadi prioritas dibanding kebutuhan akan ketahanan pangan.
Solusi keterbatasan lahan sebenarnya sudah teratasi dengan metode pertanian hidroponik. Sistem tanam yang tak membutuhkan lahan luas atau tanah, sekaligus tak bergantung terhadap musim.
Kebun Sayur Surabaya, sebuah kegiatan bisnis berbasis pertanian telah memulai upaya kebun hidroponik sejak tahun 2014 silam.
Mehdy Riza, pendiri dan pengelola Kebun Sayur Surabaya mengatakan, awalnya hasil sayur hidroponik tersebut khusus untuk memenuhi kebutuhan resto dan hotel.
“Resto dan hotel memerlukan produk sayur yang berkualitas, sementara pasokan dari petani kurang, ditambah kendala transportasi dari luar Surabaya yang terganggu pascatragedi lumpur di Sidoarjo.
Kini, Kebun Sayur Surabaya yang berlokasi di Jalan Gayung Kebonsari XI ini tidak saja berproduksi untuk kebutuhan resti dan hotel, namun juga menyasar pasar rumah tangga.
“Pandemi Covid-19 memukul semua usaha, termasuk kami, maka kami melihat celah pasar rumah tangga yang dulunya hanya sebagai bonus bagi limpahan produksi kebun sayur,” terang sarjana manajemen bisnis ini.
Di Kebun Sayur Surabaya, warga kota bisa datang membeli beraneka sayur, buah hingga makanan olahan seperti jus dan sandwich. Di luar itu, Kebun Sayur Surabaya juga menjadi tempat bagi pelajar dan mahasiswa untuk melihat dan belajar tentang produksi sayur hidroponik. (muk/hdl)