Jakarta (pilar.id) – Memasuki tahun 2024, kinerja Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) Indonesia tetap kuat dan adaptif mengantisipasi berbagai risiko, termasuk ketidakpastian geopolitik, tekanan inflasi dan suku bunga global, serta proteksionisme yang dapat menurunkan ekspor. Meskipun demikian, perekonomian global diperkirakan stagnan dengan moderasi inflasi.
Menurut World Bank dan IMF, pertumbuhan ekonomi global diperkirakan sebesar 2,4 persen untuk tahun 2024, dengan inflasi yang tetap tinggi. Di sisi lain, PMI Manufaktur Global per Januari 2024 mulai membaik, menunjukkan pulihnya aktivitas sektor manufaktur di beberapa negara seperti Amerika Serikat, Korea Selatan, Vietnam, Brazil, dan Australia.
Dalam keterangan tertulis, Kementerian Keuangan menyampaikan, di tengah kondisi global tersebut, ekonomi Indonesia tumbuh relatif kuat, mencapai 5,05 persen pada tahun 2023, didukung oleh konsumsi rumah tangga dan sektor manufaktur. Neraca perdagangan Indonesia juga masih mencatatkan surplus, meskipun mengalami penyempitan akibat penurunan ekspor dan pertumbuhan impor.
Sementara itu, inflasi domestik terjaga relatif rendah, namun perlu diwaspadai terutama terkait harga beras menjelang Ramadhan dan Idul Fitri. Prospek pertumbuhan ekonomi di awal 2024 masih kuat, terutama dari indikator produksi yang menunjukkan ekspansi sektor manufaktur Indonesia.
Di bidang keuangan, nilai tukar Rupiah mengalami depresiasi, sementara kondisi pasar keuangan domestik cukup dinamis. Realisasi APBN 2024 juga mencatatkan kinerja baik, dengan realisasi belanja negara yang mencapai 5,5 persen dari pagu APBN.
Pemerintah terus fokus pada pembiayaan investasi sektor prioritas untuk kesejahteraan masyarakat, termasuk percepatan pembangunan infrastruktur, peningkatan akses pendidikan, dan pengembangan UMKM. Realisasi pendapatan negara juga mencatatkan kinerja positif hingga Januari 2024, mencapai 7,7 persen dari target APBN.
Secara keseluruhan, kinerja APBN di awal 2024 melanjutkan kinerja baik APBN 2023 dengan momentum pertumbuhan ekonomi yang stabil. Pemerintah terus memantau dan mengantisipasi dampak dari pelemahan perekonomian global terhadap perekonomian domestik dan kesinambungan fiskal. (mad/hdl)