Jakarta (pilar.id) – Dalam semangat HUT ke-79 Republik Indonesia, PT Kilang Pertamina Internasional (KPI) meluncurkan 34 inisiatif strategis bernilai 321 juta USD untuk mendorong pertumbuhan ekonomi nasional.
Langkah ini juga merupakan upaya KPI dalam menghadapi tantangan trilemma energi yang mencakup ketahanan energi, keterjangkauan, dan keberlanjutan.
Dalam acara Town Hall Meeting Kinerja Semester I 2024 yang digelar di Jakarta, Direktur Utama KPI, Taufik Aditiyawarman, menyampaikan optimisme bahwa inisiatif-inisiatif tersebut akan memperkuat kinerja perusahaan.
Fokus utama dari inisiatif ini mencakup optimasi intake dan produk, peningkatan efisiensi operasional kilang, serta pengelolaan keuangan yang lebih baik.
“Optimasi operasi kilang dan pengelolaan keuangan yang efisien menjadi prioritas utama kami dalam menjaga dan meningkatkan kinerja perusahaan,” ujar Taufik.
Corporate Secretary KPI, Hermansyah Y Nasroen, menambahkan bahwa di tengah tantangan trilemma energi, KPI berhasil meningkatkan Yield Valuable Product sebesar 0,5% pada Semester I 2024, mencapai realisasi 81,8% dari target volume 81,3%.
Menurut Hermansyah, sinergi antara unit operasi kilang dan afiliasi di bawah supervisi KPI sangat penting untuk mempertahankan dan meningkatkan kinerja perusahaan.
Trilemma energi yang dihadapi KPI mencakup tiga isu utama: Ketahanan Energi, Keterjangkauan Energi, dan Keberlanjutan.
KPI terus berupaya menjalankan bisnis yang berkelanjutan sesuai dengan aspirasi para pemangku kepentingan, salah satunya melalui proyek Green Refinery di Kilang Cilacap.
Proyek ini memasuki fase kedua dan akan meningkatkan kapasitas pengolahan serta penggunaan komponen nabati pada Sustainable Aviation Fuel (SAF) hingga 100 persen.
Vice President Corporate Communication Pertamina, Fadjar Djoko Santoso, menyatakan bahwa Pertamina mendukung inovasi di seluruh Subholding dan Anak Perusahaan untuk memperkuat kinerja dan mencapai visi ketahanan energi nasional.
“Pertamina terus mendukung inovasi yang dilakukan untuk mewujudkan ketahanan dan kemandirian energi nasional,” ujar Fadjar. (usm/hdl)