Kulon Progo (pilar.id) – Wangi semerbak khas kue Kolmbeng memenuhi dapur Giman Ciptodiyono di Dusun Diran, Sidorejo, Lendah, Kulon Progo, Kamis (3/11/2022). Di tempat ini, sejumlah orang sibuk membuat roti kolmbeng.
Roti kolmbeng atau kolombeng adalah kue berwarna kecokelatan berbentuk kotak menggembung di bagian tengah, aromanya harum, manis, legit, dan empuk yang dipadukan tekstur garing di pinggiran roti.
Roti Kolmbeng berasal dari kata kolo biyen yang berarti zaman dahulu, penamaan ini sesuai dengan roti legendaris yang sudah ada sejak zaman penjajahan silam. Hingga kini, eksistensinya tetap bertahan di tengah banyaknya roti dan kue modern bermunculan.
Pemilik dari usaha kue Kolmbeng, Giman Ciptodiyono memulai usahanya sejak 38 lalu. Kala itu, Giman belajar dan mengikuti produksi di pabrik Pakualaman, setelah pabrik tersebut tutup Giman memutuskan untuk melakukan produksi sendiri di rumah.
Usahanya kini telah memasuki generasi ketiga yang dibantu sang anak Puji Purwanto dalam produksi kue kolmbeng dengan resep turun temurun. Puji mengaku, setiap hari Ia dapat memproduksi kurang lebih 3 kali pembuatan adonan.
“Untuk sekali adonan memerlukan 7 kilogram tepung tapioka, 5 kilogram gula pasir, 5 kilogram telur, dan bahan lainnya, dari satu resep tersebut bisa menghasilkan 550 butir roti kolmbeng,” jelas Puji.
Semua bahan tersebut, lanjut Puji dicampur menjadi satu dan dituang ke dalam sebuah loyang dengan 10 lubang dan dipanggang di atas tungku tanah liat berkisar lima menit. Setelah itu, apabila kue sudah matang dan berwarna kecokelatan kemudian diangkat dan dikeluarkan dari cetakan saat masih panas.
“Selanjutnya, nanti kue kolmbeng akan terlihat mengembang saat baru saja matang dan setelah dingin biasanya akan mengempis atau hanya jadi sekitar setengahnya. Kue kolmbeng bisa tahan seminggu sampai sepulu hari karena adonan yang kita buat tidak pakai pemanis buatan dan pengawet,” terangnya.
Puji mengungkap, harga kue kolmbeng dibanderol Rp 1.000 per butir yang dipasarkan setiap hari dengan distribusi penjualan antanya di area Kulon Progo dan diluar Kulon Progo seperti pasar Bantul, pasar Imogiri dan pasar Beringharjo. Konsumen juga dapat membeli langsung ke rumah produksi Giman.
Namun, lanjut Puji harga roti kolmbeng dapat naik pada bulan ruwah dan lebaran. Selain itu juga harga roti kolmbeng dapat naik kapan saja apabila harga bahan baku tinggi, seperti saat ini ada beberapa bahan baku yang harganya naik seperti tepung, telur, dan gula. Puji mengatakan, untuk menyikapi kenaikan harga bahan baku tersebut, harga roti kolmbeng juga ikut naik dari Rp 800 menjadi Rp 1.000 per butir.
“Seringkali harga naik dan melonjak ketika ruwah dan lebaran, kalau ruwah biasanya kue ini dipakai untuk tradisi nyadran kalau lebaran biasanya pembeli dari kota untuk oleh-oleh pulang ke daerah asal. Untuk peminatnya stabil walaupun harganya naik, karena kue ini tetap jadi kue termurah di pasar” pungkasnya. (riz/hdl)