Surabaya (www.pilar.id) – Tangan dan jari-jari kecil itu bergerak lincah. Dia, Afiqah Mutiara Tungga Dewi, siswi sebuah sekolah dasar di Nginden Jangkungan, Surabaya,asyik menyiram bunga melati yang dibudidaya di rumahnya, di Jalan Nginden II, Kecamatan Sukolilo, Kota Surabaya.
Afiqah siswi kelas satu tersebut sudah aktif terjun ikut andil bagian dalam peduli lingkungan, diantaranya mengikuti aksi bersih – bersih pesisir Jembatan Suramadu yang diselenggarakan oleh Komunitas Tunas Hijau, dan mengumpulkan botol minuman untuk dijadikan budidaya tanaman.
Lebih menarik perhatian lagi, di usianya yang masih sangat dini sudah mengikuti program Putra Putri Llingkungan tingkat Sekolah Dasar (SD) dengan mengikuti penanaman melati yang disebut ‘Puspa Bangsa’ atau bunga simbol nasional yaitu melati putih (Jasminum sambac).
Seperti terlihat saat melewati pintu masuk rumahnya disugguhkan dengan pemandangan yang indah nan sejuk deretan botol yang ditanami bunga melati.
Halaman atas rumah penuh dengan tanaman, memanfaatkan lahan terbuka terdapat ratusan budidaya melati sudah tertata rapi dengan memanfaatkan botol bekas minum. Selain botol bekas juga memakai kemasan plastik untuk ditanami bunga melati.
Pasangan Muhammad Munir dan Isnaini Mardiana, orangtua Afiqah, menjelaskan jika pendidikan karakter sejak dini sangat bagus agar membentuk pribadi yang peduli terhadap lingkungan.
“Budidaya tanaman ini ada mandat dari sekolah untuk berpartisipasi ikut Tunas Hijau. Awalnya dibantu bibit dari sekolah untuk budidaya. Saya sangat mendukung kegiatan peduli lingkungan,”ucap Munir.
Dalam budidaya tanaman yang dicanangkan oleh sekolah tersebut memiliki target 100 tanaman namun ada penambahan dari pembinanya sehingga sekarang totalnya mencapai 285 bunga melati.
“Harapannya terus peduli terhadap lingkungan dan bisa menjadi edukasi bagi semua orang karena lingkungan bagian dari kehidupan manusia. Sekaligus mengurangi sampah di perkotaan, hasil dari merawat tanaman bunga melati juga memiliki manfaat yang sangat banyak seperti dibuat teh dan untuk kecantikan,” imbuhnya.
Setiap hari dilakukan perawatan rutin agar tanaman bunga melati tersebut bisa tumbuh dan berkembang. Hal ini bisa menjadi contoh untuk memanfaatkan ruang sempit di tengah perkotaan, demi memanfaatkan barang bekas bernilai tinggi agar tidak mencemari lingkungan. (pat)