Karawang (pilar.id) – Lingkar Cendala, sebuah band asal Karawang, siap mengguncang dunia musik dengan single debut mereka berjudul Catastrophe. Setelah melakukan perubahan format personil dan beralih ke genre doom/post metal, single ini akan menjadi pembuka menuju album penuh yang dijadwalkan rilis pada tahun 2025.
Lingkar Cendala dibentuk pada tahun 2020 oleh Desta Ericksen (vokal/gitar) dan Briansyah (bass), yang awalnya memainkan musik garage punk. Seiring waktu, band ini mengalami beberapa pergantian anggota dan kini beranggotakan Amelia Putri (vokal), Desta Ericksen (vokal/gitar), Rifqi (gitar), Briansyah (bass), dan Tama (drum).
Single Catastrophe menghadirkan lirik yang tajam dan musik yang kelam, seimbang dengan vokal syahdu dari Amelia Putri yang terinspirasi dari musik folk. Transformasi ini menandai langkah baru bagi Lingkar Cendala, yang kini mengeksplorasi elemen doom metal dengan sentuhan desert rock, meskipun tetap mempertahankan ciri khas lirik kritis terhadap isu sosial.
Desta Ericksen menyatakan, “Single ini adalah laporan pandangan mata terhadap kondisi sosial di Indonesia saat ini. Inspirasi penulisan lirik berasal dari berbagai peristiwa, termasuk era 98 yang kini kembali terasa pada tahun 2024. Kebobrokan sistem, nepotisme, dan korupsi masih menjadi masalah, ditambah dengan bencana alam seperti banjir dan polusi.”
Proses produksi single ini sepenuhnya dilakukan secara home recording oleh Desta Ericksen, dengan mixing dan mastering dikerjakan oleh mantan drummer mereka, Septian Satriani dari Unseen Record. Dalam hal musik, Lingkar Cendala terinspirasi oleh band-band legendaris seperti Black Sabbath, serta berbagai grup doom dan post-metal lainnya seperti Krobak, Gambardella, Touche Amore, Electric Wizard, Wisp, dan Church of Misery.
Dengan rilisnya single “Catastrophe”, Lingkar Cendala berharap dapat memberikan suara baru dalam musik post metal dan terus menggugah kesadaran akan isu-isu sosial yang penting. (usm/hdl)