Jakarta (pilar.id) – Mason Mount dikabarkan saat ini sedang jadi incaran sejumlah tim besar Premier League.
Manchester United, Liverpool, hingga Newcastle United disebut menjadi tiga tim terdepan yang ingin mendapatkan jasa Mason Mount.
Isu kepindahan Mason Mount ke Manchester United, Liverpool, dan Newcaslte segera menyebar luas setelah negosiasi kontraknya bersama Chelsea beberapa kali mengalami kegagalan.
Mason Mount yang telah bergabung dengan Chelsea sejak berusia 6 tahun terakhir kali mendapatkan perpanjangan kontrak lima tahun pada Juni 2019 lalu.
Sejak saat itu, Mason Mount menjadi salah satu pemain penting di tim utama Chelsea dan menjadi bagian saat Chelsea meraih Champions League dan juara Piala Dunia Antar Klub tahun 2022 lalu.
Mason Mount juga mendapatkan penghargaan sebagai pemain terbaik Chelsea atau Chelsea Player of the Year di tahun 2021 dan 2022.
Namun, pembicaraan perpanjangan kontrak antara Mason Mount yang diwakili oleh sang ayah, Tony Mount dengan Chelsea beberapa kali gagal menemukan kesepatan.
Pemain berusia 24 tahun ini dikabarkan menginginkan kenaikan gaji mencapai 250 ribu pounds per pekan. Sedangkan Chelsea hanya menyanggupi kenaikan gaji di angka 180 ribu pounds per pekan.
Bahkan beredar rumor yang menyatakan bahwa Chelsea telah memberikan izin bagi Mason Mount untuk hengkang dari Cobham di bursa transfer musim panas nanti.
Di sisi lain, Manchester United dan Liverpool saat ini sedang mengalami krisis pemain di posisi gelandang.
Manchester United memang menemukan kombinasi yang cukup solid di lini tengah berkat kedatangan Casemiro dan Cristian Eriksen.
Namun, ketika dua pemain tersebut absen, pemain pelapis sepertei Fred, McTominay dan Sabitzer masih belum mampu menyamai level dari dua pemain tersebut.
Sehingga, hadirnya Mason Mount bisa menjadi tambahan yang cukup realistis untuk menambal bolongnya lini tengah Manchester United.
Selain itu, Mason Mount juga memiliki kemapuan untuk bisa bermain di banyak posisi selain gelandang.
Mason Mount bisa mengisi posisi nomor 10 atau posisi gelandang serang di belakang striker.
Erik ten Hag beberapa kali mencoba Jadon Sanco hingga Wout Weghorst untuk mengisi posisi tersebut. Namun, belum ada yang benar-benar mampu menjalankan skema seperti yang diinginkan ten Hag.
Liverpool pun mengalami kondisi yang tidak jauh berbeda. Minimnya pemain yang mereka miliki di lini tengah menjadi salah satu alasan Liverpool terseok-seok di musim 2022/2023 kali ini.
Bahkan, akibat minimnya pemain di posisi gelandang, Jurgen Klopp kerap memainkan Stefan Bajcetic yang masih berusia 18 tahun di posisi gelandang bertahan dan gelandang box to box.
Bajcetic memang sempat menampilkan permainan yang solid di lini tengah Liverpool. Namun, kurangnya pengalaman membuat Bajcetic kerap bermain tidak konsisten.
Seperti yang ia tunjukkan saat Liverpool dibantai Real Madrid dengan skor 5-2 di leg pertama babak 16 besar Champions League. (fat)