Jakarta (pilar.id) – Gedung Sarinah, pusat perbelanjaan di Jalan MH Thamrin, Jakarta Pusat, adalah ikon sekaligus legenda bisnis ritel modern di Indonesia.
Diresmikan dua hari menjelang peringatan kemerdekaan RI ke-21, tepatnya 15 Agustus 1966, Sarinah kala itu mengemban amanat dari Presiden Sukarno.
Saat itu Bung Karno menginginkan Sarinah tumbuh menjadi pusat perdagangan dan promosi barang-barang produksi dalam negeri, terutama hasil pertanian dan perindustrian rakyat.
Kini, 56 tahun lebih kemudian, pusat perbelanjaan 15 lantai yang diambil namanya dari pengasuh Sukarno ini dilengkapi sebuah museum sejarah. Berada di lantai dasar, museum sejarah gedung Sarinah menampilkan sebuah relief yang merepresentasikan kegiatan pertanian, perkebunan, dan perikanan.
Relief yang diperkirakan berusia 50 tahun ini sempat tidak bisa diakses publik sejak 1980-an karena tersembunyi di ruang mesin di belakang sebuah gerai makanan cepat saji.
Sejak renovasi dan diresmikan kembali pada 21 Maret 2022 lalu, gedung Sarinah telah dilengkapi dengan pusat produk UMKM, Community Mall, Amphitheater, dan ruang belanja.
Meski demikian, di balik kemegahannya, Sarinah tetap jadi tempat yang ramah. Setidaknya di di gerai jajanan tradisional, kita masih leluasa menemui jajanan dengan bandrol Rp 2000-an. (muk/hdl)