Surabaya (pilar.id) – Dua tahun digelar secara online karena pandemi, baru pada akhir pekan di pengujung Oktober 2022 ini, Basha Market bisa digelar secara offline di Tunjungan Plaza 3 Surabaya. Seperti yang sudah-sudah, pasar ini menampilkan karya pelaku industri kreatif kepada konsumen secara langsung.
Beberapa rilisan dari brand lokal yang lolos kurasi untuk mengikuti gelaran ini diantaranya produk fashion, perawatan tubuh dan wajah, mainan eduksai dan perlengkapan ibu-anak, sampai kuliner, dan produk kreatif lainnya.
Sebagai gelaran awal pasca pandemi, tema yang dipilih adalah Monopoli. “Ini sebagai semangat dan harapan agar brand lokal bisa memonopoli pasar, tak hanya secara nasional tapi juga internasional,” kata Devina Sugono, penggagas acara yang kini menjadi ikon bazaar kekinian ala anak muda ini.
Memperkuat tema yang dipilih, beberapa sudut lokasi disebar dekorasi yang kuat akan nuansa permainan monopoli. Papan permainan, dadu, pion serta kartu kesempatan dan dana umum didesain sedemikan rupa, yang bisa dipakai sebagai latar foto bagi pengunjung.
Mereka juga nampak memadati lokasi untuk berburu produk lokal dan bangga ikut pamer ke dunia luas, menjadi bagian dari gelaran prestisius bagi industri kreatif di Indonesia, yang kali ini sudah memasuki tahun ke delapan.
Kalau sudah begini, produk lokal tak hanya jadi tuan rumah di negeri sendiri, tapi optimisme mereka untuk memonopoli pasar internasional tinggal selangkah lagi bisa terwujud. (ton/hdl)