Pontianak (pilar.id) – Provinsi Kalimantan Barat memiliki luas lahan gambut yang signifikan, yang menjadikan risiko kebakaran lahan secara alami tinggi. Risiko ini semakin diperparah oleh aktivitas manusia, terutama dalam praktek land clearing. Oleh karena itu, penanganan Karhutla di Kalimantan Barat memerlukan upaya serius.
Panglima TNI, Laksamana TNI Yudo Margono, S.E., M.M., memimpin Rapat Koordinasi Evaluasi Penanggulangan Kebakaran Hutan dan Lahan (Karhutla) di Provinsi Kalimantan Barat tahun 2023, bersama Gubernur Kalbar, H. Sutarmadji, S.H., M.Hum.
Acara ini dilaksanakan di Kantor Gubernur Kalbar pada Rabu (23/8/2023). Pertemuan ini dihadiri oleh para Pejabat Utama Mabes TNI, Deputi III BNPB, Pangdam XII Tanjungpura, Kapolda Kalimantan Barat, Ketua DPRD Provinsi Kalimantan Barat, Kajati Kalimantan Barat, Ketua Pengadilan Tinggi Kalimantan Barat, Danlantamal XII Pontianak, Danlanud Supadio, serta pejabat Pemerintah Daerah Provinsi Kalbar.
Laksamana TNI Yudo Margono menjelaskan bahwa penanganan Karhutla adalah usaha bersama yang membutuhkan koordinasi dan kerja sama dari seluruh elemen masyarakat. Upaya ini perlu diarahkan dan diselaraskan untuk mencapai tujuan bersama. Ia mengajak semua komponen masyarakat, terutama di Kalimantan Barat, untuk bergandengan tangan dalam mengatasi permasalahan Karhutla.
“Setiap instansi memiliki peran dan keterbatasannya masing-masing. Mari kita berbagi sumber daya dan saling melengkapi. Semua pihak memiliki peran penting dalam penanganan Karhutla, semuanya memiliki peran yang krusial dan beraneka ragam,” kata Panglima TNI.
Panglima TNI menyadari bahwa ada kendala seperti ketersediaan personel, kelengkapan peralatan, dan dukungan anggaran. Oleh karena itu, strategi yang diterapkan perlu disesuaikan dengan karakteristik wilayah. Ia mendorong semua pihak untuk tetap bersemangat dan tidak menyerah dalam menghadapi situasi dan kondisi sulit. “Kita perlu memiliki pendekatan komprehensif dan alternatif dalam mencari solusi, terutama dalam keterbatasan yang ada,” ungkapnya.
Panglima TNI percaya bahwa tindakan preventif telah dijalankan oleh berbagai pihak di Kalimantan Barat. Ia menegaskan perlunya kelanjutan upaya ini, melalui edukasi, sosialisasi, modifikasi cuaca, dan penegakan hukum. “Kita tidak boleh lengah karena potensi Karhutla di Kalimantan Barat besar. Masyarakat perlu memiliki kesadaran untuk berkontribusi dalam pencegahan Karhutla ini. Upaya ini harus menjadi usaha bersama, oleh masyarakat dan untuk kebaikan bersama,” tegas Laksamana TNI Yudo Margono.
Dalam hal penanggulangan, Laksamana TNI Yudo Margono menekankan pentingnya deteksi dini melalui sensor seperti citra satelit dan pelaporan dari satgas darat serta masyarakat. Dalam pemadaman, ia mengingatkan pentingnya koordinasi dan perhitungan yang matang. Satgas udara dan satgas darat harus cermat dalam mengelola risiko agar pemadaman tidak membahayakan petugas.
Sebagai penutup, Panglima TNI mengajak semua peserta dan masyarakat Kalimantan Barat untuk bersama-sama mendoakan kesuksesan upaya penanggulangan Karhutla. Dia juga mengungkapkan apresiasinya kepada para petugas yang dengan gigih berjuang memadamkan Karhutla di Kalimantan Barat. “Tetap semangat dalam menjalankan tugas mulia ini dan selalu jaga kesehatan kalian,” pungkas Panglima TNI Yudo Margono. (ted)