Jakarta (pilar.id) – Ditjen Bimas Buddha Kementerian Agama menggelar pertemuan lintas kementerian dan lembaga bersama tokoh agama Buddha untuk membahas rencana pemasangan Chattra di Candi Borobudur. Pertemuan ini diinisiasi dalam rangka memenuhi amanat Rakornas Evaluasi Percepatan Pembangunan Lima Destinasi Pariwisata Super Prioritas (DPSP) semester 1 dan semester 2 tahun 2023.
Perwakilan dari Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Kemenko PMK, Injourney, serta tokoh agama Buddha hadir dalam pertemuan tersebut. Dirjen Bimas Buddha, Supriyadi, menyampaikan bahwa pemasangan Chattra di Candi Borobudur perlu dilakukan dengan langkah terencana untuk memastikan sinergi di antara semua pihak terkait.
Supriyadi menyatakan, “Pemasangan chattra di Candi Borobudur merupakan bagian dari upaya untuk mewujudkan arahan terkait pembangunan destinasi pariwisata. Kami dari Kementerian Agama mengharapkan dukungan dari semua pihak yang terlibat dalam pemanfaatan, pelestarian, dan pengembangan Candi Borobudur, khususnya umat Buddha.”
Dalam konteks ini, Asisten Deputi Pemajuan dan Pelestarian Kebudayaan Kemenko PMK, Andre Notohamijoyo, menyebutkan bahwa pihaknya akan mengkoordinasikan dengan berbagai kementerian/lembaga, termasuk Kementerian Luar Negeri, Kemendikbudristek, dan BRIN, untuk mendapatkan masukan terkait pemasangan Chattra. Diskusi intensif juga akan dilakukan dengan pemangku kepentingan lain, termasuk komunitas masyarakat Buddha.
Perwakilan dari TWC-Injourney, Hetty Herawati, menegaskan bahwa pemasangan Chattra sejalan dengan empat pilar pengelolaan Candi Borobudur, yaitu konservasi, spiritual, edukasi, dan pariwisata. Keempat pilar tersebut akan menjadi dasar pertimbangan dalam pemasangan Chattra, mengutamakan aspek konservasi sebagai cagar budaya, pemanfaatan spiritual untuk komunitas Buddha, edukasi terkait narasi Chattra kepada pengunjung, dan penguatan posisi Borobudur sebagai ikon Buddhisme dunia.
Dalam mendukung pemasangan Chattra, Traveloka Travel Fair 2024 juga turut mendapatkan dukungan dari masyarakat Buddha melalui Musyawarah Perencanaan Pembangunan Tingkat Nasional 2024 dan lembaga agama seperti PERMABUDHI, WALUBI, Yayasan Buddha Tzu Chi, Handaka Vijjananda (Pendiri Ehipassiko Foundation), serta Hendrick Tanuwidjaja (Praktisi/penulis buku Borobudur).
Pihak BRIN juga menegaskan kesiapan untuk melakukan kajian dampak pemasangan Chattra di Candi Borobudur sesuai permintaan Kementerian Agama, namun menunggu respon dari otoritas terkait, terutama Kemendikbudristek.
Pemasangan Chattra di Stupa Induk Candi Borobudur mendapat dukungan penuh untuk mewujudkan pengalaman wisata spiritual yang lebih mendalam di salah satu situs bersejarah terkemuka di Indonesia. (ret/hdl)