Jakarta (pilar.id) – PT Pertamina (Persero) melalui anak perusahaannya, PT Pertamina Hulu Rokan (PHR), melakukan tajak perdana sumur Migas Non Konvensional (MNK) di Wilayah Kerja (WK) Rokan. Langkah ini merupakan hasil dari studi potensi MNK yang dilakukan untuk mendukung produksi minyak dan gas nasional.
Tajak perdana sumur MNK ini diresmikan di Lapangan Gulamo, Kecamatan Bangko, Kabupaten Rokan Hilir, Riau, oleh Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Arifin Tasrif, yang didampingi oleh Kepala SKK Migas, Dwi Soetjipto, Dirjen Migas, Tutuka Ariadji, Direktur Utama PT Pertamina (Persero), Nicke Widyawati, Direktur Utama Pertamina Hulu Energi, Wiko Migantoro, Direktur Utama PHR, Chalid Salim Said, dan Gubernur Riau, Syamsuar.
PHR telah bekerja sama dengan perusahaan internasional yang sukses dalam mengusahakan dan mengembangkan sumber daya MNK di Amerika Serikat untuk melakukan studi evaluasi potensi teknis MNK di WK Rokan. Tim Percepatan Pengusahaan MNK yang dibentuk oleh Kementerian ESDM juga turut terlibat dalam mendukung ikhtiar ini.
Arifin Tasrif, Menteri ESDM, mengungkapkan bahwa saat ini pasokan migas dalam negeri belum mencukupi total kebutuhan energi nasional dan mengakibatkan impor yang tinggi. Oleh karena itu, upaya untuk mengurangi kebutuhan impor dengan menambah cadangan hidrokarbon sangatlah penting. Potensi MNK yang ada telah melalui kajian dan konsultasi yang matang.
“Dengan memanfaatkan potensi ini, kita dapat menjamin keamanan energi bagi masyarakat. Saya memberikan selamat kepada Pertamina dan berpesan untuk tetap memprioritaskan keselamatan kerja,” ujar Arifin Tasrif.
Kepala SKK Migas, Dwi Soetjipto, menyatakan bahwa tajak perdana sumur MNK ini menandai sejarah baru dalam industri hulu migas nasional. Potensi sumber daya MNK yang selama ini belum dieksplorasi kini mulai dikelola untuk mendukung penambahan cadangan migas nasional.
“Diharapkan Pertamina dan perusahaan hulu migas lainnya dapat lebih agresif dalam studi mengenai MNK karena potensinya masih besar. Kami akan memberikan dukungan penuh bagi investasi di sektor MNK untuk meningkatkan produksi migas nasional,” tambah Dwi Soetjipto.
Nicke Widyawati, Direktur Utama Pertamina, menegaskan komitmen perusahaan dalam menopang energi nasional dan mencapai target produksi 1 juta barel minyak pada tahun 2030. Salah satu upaya yang dilakukan adalah dengan melakukan studi dan inovasi terkait sumber daya dan cadangan minyak dan gas bumi di Indonesia.
Sementara itu, Chalid Salim Said, Direktur Utama PHR, menjelaskan bahwa potensi MNK di WK Rokan berada di formasi pematang brown shale dan lower red bed pada kedalaman lebih dari 6.000 kaki. Sumur Gulamo merupakan salah satu dari dua sumur eksplorasi vertikal yang direncanakan oleh PHR sebagai operator wilayah kerja Rokan untuk tahapan eksplorasi MNK Rokan.
Operasi pengeboran sumur eksplorasi MNK Gulamo akan menggunakan rig PDSI #42.3/N1500-E berukuran besar dengan tenaga 1.500 horsepower (HP). Potensi MNK adalah minyak dan gas bumi yang terperangkap pada batuan induk dengan permeabilitas yang rendah. Eksplorasi dan eksploitasi MNK memerlukan teknik pengeboran horizontal dengan stimulasi multi-stage hydraulic fracturing. (hdl)