Cirebon (pilar.id) – PT Pertamina Hulu Energi Offshore North West Java (PHE ONWJ), bagian dari Regional Jawa Subholding Upstream Pertamina, telah sukses menggelar kegiatan membatik di Kampung Keberagaman Merbabu Asih, Kecamatan Harjamukti, Kota Cirebon, pada kunjungan lapangan ke Program Pemberdayaan Masyarakat pada Rabu (28/2/2024).
Pada kesempatan tersebut, PHE ONWJ mengundang Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) dan perwakilan media nasional untuk turut serta dalam kegiatan membatik, sebagai bentuk pengenalan terhadap kearifan lokal dan budaya yang kaya.
Lebih dari sekadar menggambarkan keindahan corak pada kain, pengalaman membatik di Kampung Keberagaman ini memberikan nilai tambah melalui penggunaan bahan baku yang ramah lingkungan. Batik kampung ini menggunakan pewarna alami yang berasal dari buah-buahan, menciptakan karya seni yang indah tanpa meninggalkan dampak negatif pada lingkungan.
Kampung Keberagaman Merbabu Asih merupakan miniatur kehidupan yang penuh toleransi dan kerukunan antarumat beragama. Empat tempat ibadah utama, yakni Pura Agung Jati Permana (Hindu), Vihara Bodhi Sejati (Buddha), Masjid As-Salam (Islam), dan bangunan Wreda (Kristen), berdiri berdampingan dengan damai, mencerminkan semangat persatuan dalam keberagaman.
Berkolaborasi dengan PHE ONWJ, ibu-ibu di Kampung Keberagaman telah berhasil menciptakan motif batik yang menekankan pada kepedulian terhadap lingkungan. Batik ini tidak hanya menjadi karya seni, tetapi juga menjadi sarana kampanye untuk meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya pelestarian alam.
R. Ery Ridwan, Head of Communication, Relations & CID PHE ONWJ, menjelaskan bahwa program membatik ramah lingkungan di Kampung Keberagaman merupakan wujud nyata dari komitmen PHE ONWJ dalam tiga aspek penting. Pertama, kepedulian terhadap lingkungan, dengan penggunaan pewarna alami yang membantu menjaga kelestarian alam dan mengurangi limbah.
Aspek kedua, peningkatan ekonomi. Program ini memberdayakan ibu-ibu di Kampung Keberagaman dengan keterampilan baru dalam membatik, membuka peluang usaha yang baru dan berkelanjutan.
Terakhir, program ini turut memperkaya warisan budaya. Batik sebagai warisan budaya bangsa perlu dilestarikan dan dikembangkan, dan program ini menjadi langkah positif dalam meningkatkan nilai dan daya tarik batik, khususnya yang ramah lingkungan.
“Harapan kami, program ini tidak hanya memberikan dampak ekonomi positif bagi masyarakat, tetapi juga menjadi sumber inspirasi untuk sikap peduli lingkungan yang berkelanjutan dan cinta terhadap warisan budaya batik,” ujar Ery Ridwan.
Kegiatan membatik di Kampung Keberagaman mencerminkan kolaborasi yang harmonis antara SKK Migas, PHE ONWJ, dan masyarakat setempat dalam usaha bersama melestarikan alam, budaya, dan meningkatkan taraf ekonomi. Semangat kolaboratif ini diharapkan terus tumbuh dan memberikan manfaat bagi semua pihak. (riq/hdl)