Pekanbaru (pilar.id) – Pertamina Hulu Rokan (PHR) berhasil mengurangi laju penurunan produksi alamiah sumur minyak tua di Lapangan Minas, Riau, dari 11 persen menjadi 6 persen per tahun.
Pencapaian ini diperoleh melalui penerapan teknologi Advanced Reservoir Management berbasis Artificial Intelligence (AI) Expert System, yang dikenal sebagai VENUS.
Inovasi ini tidak hanya mempertahankan produksi, tetapi juga menciptakan nilai tambah sebesar Rp200 miliar tanpa perlu membor sumur baru.
VENUS, yang merupakan pengembangan dari inovasi sebelumnya, e-MARS, adalah sistem pertama di dunia yang menggunakan AI untuk evaluasi sumur minyak tua. Teknologi ini mengintegrasikan data geologi, geofisika, dan data dinamis sumur untuk mengevaluasi ratusan sumur di Lapangan Minas secara simultan.
“Walaupun sumur-sumur di Minas sudah berusia lebih dari 8 dekade, inovasi ini membuktikan bahwa teknologi dan pemikiran baru dapat mengungkap cadangan terbukti untuk diproduksi,” ujar Andre Wijanarko, EVP Upstream Business PHR.
Manajemen PHR mendukung penuh upaya generasi milenial untuk terus berinovasi dan menciptakan terobosan baru guna meningkatkan produksi dan efisiensi biaya. Vice President Transformasi Digital SKK Migas, Rendra Utama, juga memberikan apresiasi atas keberhasilan PHR dalam menciptakan terobosan inovasi VENUS, yang menunjukkan keandalan teknologi digital dalam mendukung peningkatan produksi minyak.
Lisa, Kepala Proyek VENUS, memproyeksikan bahwa hingga akhir 2024, VENUS akan mampu mengevaluasi hingga 300 sumur di Minas, dengan potensi nilai tambah mencapai Rp450 miliar. Teknologi ini juga akan diterapkan di lapangan Bangko-Balam, yang memiliki karakteristik serupa dengan Minas, dengan target evaluasi lebih dari 600 sumur. (ren)