Surabaya (pilar.id) – Semangat prestasi terus berkobar di kalangan mahasiswa Universitas Airlangga (Unair). Raselly Elfa Putri dari program studi Bahasa dan Sastra Inggris serta Yulia Rohmawati dari program studi Ilmu Sejarah baru-baru ini meraih penghargaan yang membanggakan.
Keduanya berhasil meraih juara harapan 1 dan penghargaan sebagai presentasi terbaik dalam Lomba Karya Tulis Ilmiah Nasional (LKTIN) Borneo Scientific Fair 6 yang diselenggarakan oleh Universitas Tanjungpura pada Sabtu, 26 Agustus 2023, di Pontianak, Kalimantan Barat.
LKTIN Borneo Scientific Fair 6 adalah kompetisi tingkat nasional yang diadakan setiap tahun oleh UKM PP Lisma Universitas Tanjungpura. Tema kompetisi tahun ini adalah ‘Inovasi dan Strategi Generasi Muda dalam Mewujudkan Net Zero Emission untuk Mengatasi Perubahan Iklim Global’.
Raselly, yang juga merupakan ketua tim, menjelaskan bahwa mereka mengembangkan inovasi yang disebut ‘GEMAS’ (Gelang Monitor Kesehatan Lansia). Inovasi ini berupa smartwatch atau jam tangan pintar yang dirancang untuk memonitor kesehatan pernapasan lansia. Ide ini muncul karena keprihatinan mereka terhadap meningkatnya polusi udara di Indonesia.
“Para lansia sangat rentan terhadap gangguan pernapasan, terutama akibat polusi udara. Oleh karena itu, kami ingin mengurangi dampak tersebut, terutama pada lansia, melalui smartwatch berbasis teknologi IoT (Internet of Things),” ungkapnya.
Smartwatch ini memiliki tiga fitur utama: deteksi udara, oximeter digital, dan fitur “atasi”. Fitur deteksi udara berfungsi untuk memantau kualitas udara di sekitar lansia secara real-time, sehingga mereka dapat mengambil tindakan untuk melindungi kesehatan mereka dari dampak buruk polusi udara.
Selanjutnya, oximeter digital digunakan untuk mengukur kadar oksigen dalam darah lansia. Sedangkan fitur “atasi” memberikan informasi tentang langkah-langkah preventif dan kuratif yang dapat diambil untuk melawan polusi udara.
Raselly juga menyoroti pentingnya inovasi dalam kompetisi ini. Dia menekankan bahwa untuk menghasilkan ide inovatif, sangat penting untuk memantau isu-isu terkini di sekitar kita. Hal ini membantu kita memahami berbagai masalah yang memerlukan solusi, terutama dari generasi muda.
“Selain itu, perbanyaklah membaca referensi untuk memperluas wawasan dan pengetahuan, terutama dalam bidang-bidang yang kita pelajari. Ini akan sangat membantu dalam menyusun makalah lengkap (fullpaper) dan dalam proses brainstorming,” kata Raselly, yang juga merupakan penerima penghargaan IISMA Palacký University Olomouc.
Pada akhir wawancara, Raselly mengungkapkan bahwa kompetisi ini memberikan pengalaman yang berkesan bagi dirinya dan timnya. Mereka menghargai semangat sportifitas antarfinalis serta kesempatan untuk bertemu teman-teman dari berbagai daerah di Indonesia. Selain itu, mereka juga dapat menjelajahi budaya Pontianak.
“Kami sangat senang bisa belajar tentang budaya Pontianak. Kunjungan kami ke Sungai Kapuas dan Museum Kalimantan Barat membantu kami memahami sejarah Suku Dayak dan bagaimana mereka menjaga harmoni dengan Suku Melayu di masa lalu,” pungkasnya. (ipl/hdl)