Jakarta (pilar.id) – Persatuan Sepakbola Seluruh Indonesia (PSSI) menghentikan pertandingan Liga 1 selama sepekan ke depan. Penghentian sementara tersebut dilakukan untuk melakukan evaluasi menyusul tragedi Stadion Kanjuruhan, Malang, Jawa Timur yang menewaskan 127 orang.
“Arahan Ketua Umum dan pengurus PSSI telah memutuskan untuk menghentikan liga selama 1 pekan ke depan,” kata Sekjen PSSI Yunus Nusi, Minggu (2/10/2022).
Kendati demikian, PSSI tidak menutup kemungkinan untuk melakukan perpanjangan penghentikan pertandingan. “Kita akan melihat perkembangannya, bila memang mengharuskan untuk dihentikan dan ditambah waktu penghentiannya kita akan melihat situasinya di hari-hari yang akan datang,” katanya.
Yunus mengaku, tragedi ini merupakan peristiwa luar biasa. Bahkan, tragedi ini melebihi peristiwa yang terjadi di Peru dan Ghana. Untuk diketahui, pada 1964 akibat tembakan gas air mata menyebabkan 300 orang tewas di Peru. Sedangkan pada 2001, laga yang mempertemukan Hearts of Oak dan Asante Kotoko di Ghana menewaskan 126 orang, peristiwa itu juga diakibatkan gas air mata.
Yunus mengaku, PSSI akan terus melakukan komunikasi dengan pihak FIFA. Hal itu dilakukan untuk menghindari sanksi. Bila dipandang perlu, FIFA juga kemungkinan akan datang ke Indonesia untuk mendengarkan langsung dari pihak terkait tentang tragedi Kanjuruhan.
“Kita tahu FIFA FC dalam mengambil keputusan tidak terburu-buru,” kata Yunus.
Terkait dengan jadwal yang dinilai terlalu malam, Yunus menyampaikan, pihaknya bersama sponsor akan mempertimbangkan untuk melakukan evaluasi. Jadwal pertandingan yang telalu malam dinilai banyak kalangan sangat rawan. Sementara, PSSI sendiri telah menetapkan jadwal pertandingan pada malam hari hingga babak final pertandingan.
“Ini akan menjadi pertimbangan PSSI untuk mengakomodir tentang penjadwalan,” tutupnya. (ach/din)