Jakarta (pilar.id) – Tengah bulan Maret lalu, PT Elnusa Tbk (Elnusa) baru saja meresmikan kerja sama dengan salah satu perusahaan asal Korea Selatan, KHAN Co., Ltd.
Kerja sama yang dilakukan oleh PT Elnusa dengan Khan Co. Ltd tersebut terkait dengan decommissioning, commissioning, Offshore Hook Up and Carry Over (HUC), Pipe Laying Construction serta O and M/P and M.
Kerja sama antara PT Elnusa dan Khan Co. Ltd ini ditandai dengan penandatanganan Nota Kesepahaman atau Memorandum of Understanding (MoU) pada Selasa, 14 Maret 2023 lalu.
Penandatanganan MoU dilakukan oleh Direktur Utama Elnusa, John Hisar Simamora Bersama CEO KHAN, Jang-Hwan Hyun.
Prosesi penandatanganan kerja sama ini, disaksikan langsung oleh Kementerian Kelautan dan Perikanan Korea dan Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Indonesia serta Kementerian Kelautan dan Perikanan Indonesia dan SKK Migas.
Direktur Pengembangan Usaha Elnusa, Ratih Esti Prihatini menilai kerja sama ini sebagai peluang menjanjikan untuk keberlangsungan bisnis Elnusa ke depannya.
“Ini merupakan kolaborasi industri antara delegasi Pemerintah Indonesia dengan Pemerintah Korea. Kami melihat prospek ini akan besar di depan sebagai peluang pengembangan bisnis Elnusa,” ujar Ratih.
Terutama karena melalui kerja sama ini, sejumlah banyak anjungan lepas pantai yang sudah tidak berfungsi bisa kembali digunakan untuk mengembangkan bisnis usaha yang lebih produktif.
Apalagi, Khan memiliki pengalaman melakukan decommisioning anjungan lepas pantai Ratih juga berharap kehadiran Khan Co. Ltd nantinya akan dapat membangun kolaborasi untuk menciptakan kebermanfaatan ekonomi yang berkelanjutan terhadap platform yang sudah tidak beroperasi tersebut dan tentunya menjadi peluang bisnis bagi Elnusa ke depan.
Sebagai informasi yang dilansir dari laman SKK Migas, anjungan lepas pantai Attaka-EB di tahun 2022 dengan sistem yang modern dan ramah lingkungan.
Sehingga Khan memiliki potensi untuk bisa melakukan hal serupa di paltform anjungan lepas pantai di Indonesia yang saat ini sudah tidak berfungsi karena kehabisan cadangan migas.
Dimana, menurut catatan SKK Migas, dari 635 unit platform anjungan lepas pantai, 116 unit diantaranya sudah tidak beroperasi.
Ditambah ada7 unit platform yang masuk kategori already abandonment dan akan segera berhenti beroperasi.
Oleh sebab itu, dengan tidak aktifnya anjungan tersebut diperlukan usaha untuk mengembalikan lingkungan operasi ke kondisi awal sesuai dengan aspek safety fasilitas dan lingkungan hidup.
KHAN memiliki pengalaman melakukan Offshore Platform Decommissioning Project yang dilakukan terhadap Anjungan Lepas Pantai Attaka-EB pada tahun 2022.
KHAN mengimplementasikan Eco-Friendly Decommissioning berteknologi tinggi seperti 3D-Scanning, 3D-Modelling, 4D-Digital Simulation, dan lain-lain. Hal ini diperkirakan dapat meningkatkan efektivitas dan efisiensi dalam aktivitas decommissioning selanjutnya. (fat)