Surabaya (pilar.id) – Teriknya Surabaya di awal bulan Oktober tak menyurutkan sejumlah warga kota untuk berkumpul memadati lapangan Side Area Long Beach Pakuwon City.
Mereka bahkan rela berpanasan menengadahkan kepala untuk menyaksikan keindahan layang-layang menghiasi birunya langit.
Di acara Surabaya Kite Festival 2022 ini, ada tiga jenis layangan yang dilombakan. Layangan Dua Dimensi, Tiga Dimensi, serta jenis Train.
Bentuknya bermacam-macam, dari reog, penari srimpi juga remo, hingga gerobak sate dan gamelan. Bentuk hewan juga banyak difavoritkan, ada semut, kupu-kupu, ikan, hingga beruang.
Dalam dua hari, layang-layang dari delegasi seluruh Indonesia ini beradu terbang. Meski terkendala hujan di hari pertama, seluruh kategori berhasil mengudara di hari kedua.
Ratusan layangan ini berkesempatan mendapatkan penilaian atas dan bawah. Agung Setijo, Ketua Harian Persatuan Layang-Layang Surabaya (Perlabaya) menjelaskan, penilaian bawah meliputi keindahan bentuk serta kerapian layangan. Sementara penilaian atas berupa kestabilan serta harmonisasi ketika terbang.
“Bobot penilaian bawah adalah empat puluh persen, dan enam puluh persen untuk penilaian atas,” terang Agung. Sementara jika layang-layang gagal terbang bisa mengurangi penilaian. Dan apabila diberi kesempatan lima kali tidak berhasil mengudara, maka akan didiskualifikasi.
Selain lomba, untuk memeriahkan suasana festival juga digelar rangkaian acara pelengkap. Ada stan penjualan layang-layang, hingga workshop pembuatan layangan yang bisa diikuti pengunjung umum.
Satu sisi area juga dibuka bagi warga yang ingin mengudara. Tak butuh waktu lama, lapangan terbuka yang luas ini diserbu keluarga beserta anak-anak mereka untuk menerbagkan layangan mereka.
Selain peserta dari seluruh Indonesia, dalam festival layang-layang yang sudah diselenggarakan ke 21 kalinya di Surabaya ini juga ada penampilan eksebisi internasional dari Jepang, Swedia, Polandia, serta Singapura. (ton/hdl)