Jakarta (pilar.id) – Dalam kurun waktu satu minggu, Pemerintah Kota Jakarta Selatan (Pemkot Jaksel) menyulap semak belukar seluas 2.800 meter persegi yang ada di Kebayoran Lama menjadi kebun ketahanan pangan.
Kebun tersebut kemudian diberi nama Kebun Keyla dan siap ditanami berbagai macam tanaman utamanya tanaman pangan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat sekitar kebun tersebut.
Menurut keterangan dari Wali Kota Jakarta Selatan, Munjirin tanah yang kini jadi Taman Keyla tersebut merupakan tanah milik daerah yang selama ini terbengkalai dan tidak terpakai.
“Warga merasa takut karena semak belukar ini banyak hewan liar. Daripada tidak dimanfaatkan lebih baik dikelola menjadi lahan yang bermanfaat,” kata Munjirin, Jumat (23/9/2022).
Kini Kebun Keyla telah tertata rapi dengan pemandangan yang memanjakan mata disertai dengan balai mini untuk bersantai.
Dalam kesempatan sama, Munjirin juga menyempatkan untuk memanen berbagai jenis sayuran di Kebun Keyla, Jalan Bendi 15, RT 11/RW 8, Kelurahan Kebayoran Lama Utara, Kecamatan Kebayoran Lama.
Adapun beragam jenis sayuran yang dipanennya yakni labu, jagung, timun, oyong, singkong, oyong, kacang panjang dan buah pepaya.
“Lahan seluas ribuan meter ini sangat berpotensi sebagai sumber ketahanan pangan warga sekitar,” katanya.
Meski baru beberapa bulan dikelola oleh anggota petugas penanganan prasarana & sarana umum (PPSU) Kelurahan Kebayoran Lama Utara, Camat Kebayoran Lama Iwan K Santoso menuturkan hasil panen dari kebun sudah bisa dinikmati warga sekitar.
“Kebun Keyla baru berjalan tiga bulan tapi sudah menghasilkan hasil bumi yang cukup baik. Di samping itu, manfaat kebun sudah dirasakan oleh warga sekitar,” ujar Iwan.
Iwan menambahkan beberapa sayuran kerap dijual ketika ada kegiatan bazar. Pengelolaan kebun sendiri dilakukan oleh warga dan PPSU.
Terlebih, Iwan menyampaikan kebun ini juga difasilitasi dengan budidaya ikan hingga bisa menikmati hasil perkebunan yang diolah menjadi makanan.
“Di sini juga ada budidaya ikan yang nantinya bisa dinikmati bersama dan saat ini kudapan pecel sayur hingga sambal kacang yang kita makan sekarang adalah hasil dari perkebunan di sini,” ujar Iwan. (fat)