Samarinda (pilar.id) – Kepala Badan Otorita Ibu Kota Nusantara (IKN), Bambang Susantono, menegaskan bahwa proyek pembangunan Istana Negara dan Hotel Nusantara berjalan sesuai rencana dan siap digunakan saat perayaan Hari Kemerdekaan Indonesia pada tanggal 17 Agustus 2024, bersama Presiden Joko Widodo.
“Didepan istana, lapangan seremonial untuk upacara sudah terpasang. Kantor-kantor pemerintah juga hampir selesai semua dan pada Agustus nanti semuanya akan tampak,” ujarnya melalui saluran YouTube di Samarinda pada hari Minggu (11/2/2024).
Bambang juga menambahkan bahwa akan ada titik expo yang menampilkan beberapa bangunan yang menggambarkan visi IKN pada tahun 2045. Tujuannya adalah agar pengunjung dapat melihat dan merasakan bagaimana IKN akan menjadi kota dunia yang inklusif.
“Di sana, akan ada rumah-rumah kecil dan elemen-elemen futuristik seperti robotika. Kami ingin pengunjung bisa merasakan bagaimana IKN akan menjadi kota dunia yang inklusif,” jelasnya.
Selain itu, Bambang menyampaikan bahwa Otorita IKN terus berupaya menyebarkan informasi positif tentang pembangunan IKN sebagai kota yang cerdas, inklusif, dan berkelanjutan.
“Kita tidak bisa mengabaikan bahwa masih ada masyarakat yang skeptis tentang IKN. Oleh karena itu, kami berharap media sosial dan media massa dapat menyebarkan informasi yang akurat tentang apa yang sedang terjadi di lapangan,” tambahnya.
Bambang juga menjelaskan bahwa Otorita IKN telah melakukan berbagai kegiatan sosialisasi, seperti Nusantara Fair di Jakarta, Nusantara Goes to Campus, dan roadshow di berbagai daerah, terutama dalam suasana politik saat ini.
Ia menegaskan bahwa Otorita IKN bekerja secara profesional untuk memenuhi mandat Undang-Undang yang menugaskan pembangunan IKN sebagai kota yang hijau, cerdas, inklusif, tangguh, dan berkelanjutan.
Berdasarkan Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2023 tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2022 tentang Pembentukan Ibukota Negara, luas wilayah darat Ibu Kota Nusantara adalah 252.600 hektar, dengan luas wilayah laut sebesar 69.769 hektar.
“Sebagian wilayah darat tersebut, sekitar 22 persen atau 56.159 hektar, akan menjadi Kawasan Inti Ibu Kota Nusantara, yang meliputi pusat pemerintahan, bisnis, pendidikan, dan budaya,” ungkap Bambang.
Sementara itu, sekitar 78 persen atau 196.500 hektar akan menjadi kawasan pengembangan, yang meliputi sektor industri, pertanian, perkebunan, dan konservasi.
Bambang juga menjelaskan bahwa pembangunan Ibukota Nusantara mengadopsi konsep kota pintar dan kota hutan, yang bertujuan untuk mengatasi tantangan di masa depan dan memenuhi kebutuhan masyarakat yang terus berkembang.
“Kami berharap IKN dapat menjadi simbol kebanggaan dan identitas bangsa Indonesia yang maju, beradab, dan bersaing di kancah global,” tandas Bambang. (riq/ted)