Sebelum masuk ke inti, saya ingin mengajak Anda dulu mengenal sedikit, ya, sedikit saja, tentang K-Pop. Bagi yang kurang suka, tak ada salahnya sedikit menyimak tulisan ini. Tenang, tidak ada niatan untuk meracuni Anda agar jadi suka K-Pop.
Dalam K-Pop atau budaya populer Korea, punya banyak tren. Anehnya, tren ini tidak pernah mati, ada saja yang suka. Utamanya, remaja putri.
Salah satunya adalah Silver Fox. Kalau disimak dari tulisannya, mudah menebak itu adalah nama jenis hewan. Artinya, rubah perak. Tepatnya, rubah dengan bulu berwarna biru keputihan hingga tampak seperti perak.
Belakangan, istilah ini ramai dipakai dalam budaya populer, terutama di kalangan pecinta K-Pop. Bukan merujuk hewan ya, bukan. Tapi karakter seseorang.
Silver Fox jadi tren di pecinta K-Pop ya gara-gara drama yang judulnya The Spring Day of My Life. Drama yang dibuat 2014 itu mengisahkan remaja putri yang mengalami sakit jantung, Lee Bom Yi. Dia pun mendapatkan donor dari seorang perempuan, istri Kang Dong Ha.
Suatu hari, Bom Yi bertemu dengan Dong Ha. Keduanya berkenalan dan seiring berjalannya waktu, Bom Yi jatuh hati pada Dong Ha. Padahal, usia mereka terpaut cukup jauh. Namun, kisah romansa mereka berhasil membuat penonton terharu. Muncullah tren Silver Fox itu.
Setelah itu, dia menjalani hidupnya dengan penuh romansa dengan pria yang memberinya hati. Seorang pria dewasa dengan rambut putih.
Istilah ‘Silver Fox’ dipakai untuk menyebut pria tampan. Bukan sekadar tampan, tapi bikin hati wanita kesengsem lantaran rambut putihnya. Tidak peduli berapa usianya, pokoknya kalau punya rambut putih, ketampanannya di atas rata-rata.
Bahkan model ataupun artis pria tampan masih kalah, selama rambutnya belum berwarna putih.
Lantas, apa hubungannya dengan K-Pop? Di sinilah tujuan ajakan saya di atas. Karena dalam kurun waktu belakangan, kaum hawa penggemar K-Pop begitu tergila-gila dengan sosok yang masuk kategori Silver Fox. Yang perlu jadi catatan, K-Popers di Indonesia ini didominasi remaja dan kaum muda.
Tren ini muncul gara-gara drama Korea juga. Inti ceritanya, ada gadis muda cantik yang dibikin jatuh hati sama pria berambut putih. Padahal, usia mereka terpaut jauh. Saat drama ini tamat, eh, K-Popers malah banyak yang niru. Mereka jadi kepengen punya cowok bapak-bapak tampan berambut putih.
Tanpa disadari, ada lho yang diuntungkan dengan tren ini. Cuma bekal rambut putih doang, dia begitu gampang dikenali. Malah bikin kaum muda, apalagi gadis, klepek-klepek. Eh, ada juga ding emak-emak yang ambil kesempatan nggelendotan pas dekat dia.
Nah, Silver Fox di dunia nyata di Indonesia itu ada betulan lho. Rambut putih jadi nilai plusnya.
Tak usah main tebak-tebakan ya. Karena Anda pasti juga langsung tahu siapa orang yang saya maksud? Siapa lagi kalau bukan Ganjar Pranowo.
Sebenarnya, Ganjar sudah lama dikenal dengan rambut putihnya. Tapi sekarang, bisa dibilang dia dapat untung lah dengan warna rambut itu. Untungnya adalah, dia jadi gampang masuk ke komunitas muda, terutama remaja putri.
Ini tentu jadi bekal berharga buat Ganjar. Apalagi, dalam sejumlah survei elektabilitas, Ganjar selalu menempati urutan teratas calon presiden. Dipasangkan dengan siapapun, posisi Ganjar tak tergeser sama sekali.
Nah, kalau bicara capres tentu arahnya pasti Pemilihan Presiden. Sedangkan pilpres itu kan ajang rebutan suara rakyat. Yah, minimal usianya sudah 17 tahun lah pas mencoblos.
Usia 17 tahun itu, dalam politik, adalah usia yang seksi. Jangan dulu berpikiran yang bukan-bukan. Seksi yang saya maksud yaitu punya nilai tawar yang menguntungkan. Apalagi kalau bukan menang pemilihan umum.
Tak usah jauh-jauh, sejak reformasi, kelompok yang selalu jadi incaran partai politik itu adalah kaum muda. Beberapa pertimbangannya, jumlah kaum muda di Indonesia lebih dari 40 persen dari total populasi pemilih. Ingat, populasi pemilih ya, bukan populasi Indonesia.
Selain itu, kaum muda dikenal sebagai floating mass atau massa mengambang. Artinya, kaum muda adalah kelompok yang sulit diikat. Mereka akan menjatuhkan pilihan sesuai keinginan sendiri. Kalau disuruh loyal, susah. Karena mereka masih ingin bebas.
Bisa saja pilihan mereka jatuh ke sosok tertentu akibat pengaruh dari orang. Tapi, peluang untuk mengubah pilihan di kaum muda itu terbuka sangat lebar. Toh, mereka merasa tidak perlu terikat dengan komitmen apapun.
Itulah yang bikin para politisi dan partai politik selalu jor-joran kalau bicara anak muda. Mereka siap mengerahkan segala sumber dayanya, buat membujuk anak-anak muda. Tujuannya cuma biar mencoblos mereka. Makin banyak yang bisa dipengaruhi, makin untung.
Tapi, bisa diterima kaum muda itu bukan perkara mudah, Bung. Karena belum tentu mereka tertarik dengan konsep yang ditawarkan. Apalagi, kaum muda itu punya kreativitas lebih baik. Jadinya, mereka bakal pergi kalau merasa ditawari konsep yang sebenarnya mereka sendiri bisa lakukan.
Karena itulah, memahami karakter kaum muda jadi penting. Jika mau dapat hatinya, maka bikin mereka senang. Salah satunya lewat tren yang lagi hits. Ya, Silver Fox itu tadi.
Karakter itu sudah melekat kuat banget pada Ganjar. Jadinya, gampang lah buat Ganjar untuk mendekati anak-anak muda. Sudah orangnya supel, murah senyum, eh, rambut putih. Komplit deh. Bikin cewek-cewek itu jadi merasa punya ‘Ahjussi’. Artinya apa? Cari sendiri deh. ***