Jakarta (pilar.id) – Film It (2017), yang saat ini tersedia di Netflix Indonesia, merupakan adaptasi dari novel horor karya Stephen King. Film ini berpusat pada sekelompok anak-anak yang menamakan diri mereka The Losers Club.
Mereka harus menghadapi sosok jahat berupa badut menyeramkan bernama Pennywise. Sosok ini memiliki kekuatan supranatural yang muncul setiap 27 tahun untuk memangsa anak-anak di kota kecil Derry.
Disutradarai oleh Andy Muschietti, film ini menonjolkan ketegangan psikologis dan visual yang menyeramkan. Pennywise yang diperankan oleh Bill Skarsgård menjadi salah satu karakter horor paling ikonik dalam beberapa tahun terakhir. Film ini juga dibintangi oleh aktor muda seperti Jaeden Martell, Finn Wolfhard, dan Sophia Lillis.
Film ini mendapat pujian dari kritikus dan penonton atas suasana mencekam, efek visual yang menakjubkan, serta eksplorasi mendalam terhadap rasa takut dan trauma masa kecil.
Film It (2017) menampilkan sejumlah aktor muda berbakat dan pemeran pendukung yang memberikan performa yang kuat. Berikut adalah para pemeran utama dalam film ini:
- Bill Skarsgård sebagai Pennywise the Dancing Clown – Sosok badut menyeramkan yang menjadi antagonis utama, yang memangsa ketakutan anak-anak di kota Derry.
- Jaeden Martell sebagai Bill Denbrough – Pemimpin dari kelompok The Losers Club, yang bertekad menemukan adiknya yang hilang akibat Pennywise.
- Finn Wolfhard sebagai Richie Tozier – Anggota The Losers Club yang terkenal dengan kejenakaannya dan mulut kasarnya.
- Sophia Lillis sebagai Beverly Marsh – Satu-satunya perempuan di The Losers Club, yang juga memiliki masalah di rumah dengan ayahnya yang abusif.
- Jeremy Ray Taylor sebagai Ben Hanscom – Anak baru di kota Derry yang juga bergabung dengan The Losers Club.
- Chosen Jacobs sebagai Mike Hanlon – Salah satu anggota The Losers Club, yang berasal dari keluarga petani.
- Jack Dylan Grazer sebagai Eddie Kaspbrak – Anggota yang sangat terobsesi dengan kesehatan dan kebersihan.
- Wyatt Oleff sebagai Stanley Uris – Salah satu anggota yang rasional dan skeptis terhadap hal-hal supranatural.
Kelompok anak-anak ini berjuang melawan Pennywise dan menghadapi ketakutan mereka sendiri selama musim panas tahun 1988. Para pemeran ini mendapatkan pujian karena berhasil memberikan penampilan yang kuat dalam menciptakan suasana persahabatan dan ketakutan.
It (2017) berhasil menuai keuntungan yang sangat signifikan di box office. Dengan anggaran produksi sekitar 35 juta Dollar AS, film ini meraup pendapatan global lebih dari 700 juta Dollar AS. Di Amerika Utara sendiri, film ini menghasilkan sekitar 327 juta Dollar AS, sementara di pasar internasional pendapatannya mencapai sekitar 372 juta Dollar AS.
Keberhasilan besar ini dipicu oleh berbagai faktor, termasuk popularitas novel Stephen King, promosi yang kuat, serta antisipasi dari penggemar horor dan pembaca novel. Film ini juga menjadi film horor berating R terlaris sepanjang masa saat dirilis, mengalahkan rekor sebelumnya.
Keuntungan besar tersebut menjadi salah satu alasan utama dibuatnya sekuel, yaitu It Chapter Two yang dirilis pada tahun 2019, yang melanjutkan cerita setelah 27 tahun dari kejadian di film pertama.
Gaya Horor yang Berbeda
It (2017) menghadirkan gaya horor yang berbeda dibandingkan banyak film horor lainnya. Gaya yang digunakan tidak hanya bergantung pada jump scares atau ketegangan mendadak, tetapi lebih pada horor psikologis dan atmosferik yang membangun rasa takut perlahan-lahan.
Selain menjadi film horor, It juga mengangkat tema masa kecil dan persahabatan di tengah trauma. Elemen-elemen coming-of-age ini memberikan kedalaman emosional pada karakternya, membuat penonton peduli pada nasib mereka. Film ini menggabungkan ketakutan terhadap Pennywise dengan ketakutan nyata yang dihadapi anak-anak, seperti bullying, pelecehan, dan kehilangan.
Pennywise, badut jahat yang dimainkan oleh Bill Skarsgård, lebih dari sekadar sosok monster. Ia mewakili berbagai ketakutan psikologis dari setiap anak. Bentuknya dapat berubah untuk mencerminkan fobia masing-masing karakter, menjadikannya lebih dari sekadar ancaman fisik.
Film ini menggunakan cinematography yang memperkuat suasana mencekam. Kota kecil Derry yang terlihat biasa pada siang hari berubah menjadi tempat yang mengerikan saat malam tiba, menciptakan suasana ketidakpastian.
Berbeda dengan banyak film horor yang berpusat pada orang dewasa, It menempatkan anak-anak sebagai protagonis utama. Melalui perspektif mereka, penonton bisa merasakan ketakutan yang lebih mendalam dan personal, terutama karena karakter-karakter ini begitu relatable dan kompleks.
Banyak adegan horor dalam film ini bersifat lebih psikologis daripada fisik. Misalnya, Pennywise sering kali bermain dengan pikiran anak-anak, membuat mereka meragukan realitas, yang menambah lapisan ketegangan yang lebih subtil.
Dengan menggabungkan unsur nostalgia, visual yang menonjol, serta horor psikologis, It berhasil menawarkan pengalaman yang berbeda dari film horor konvensional, menjadikannya salah satu film horor modern paling berkesan. (ret/hdl)