Jakarta (pilar.id) – Seratus hari telah terjadi pergantian kepemimpinan di Kementerian Perdagangan, Ikatan Pedagng Pasar Indonesia (IKAPPI) memberikan sorotan tajam kepada Menteri Perdagangan (Mendag) Zulkifli Hasan.
Ketua Bidang Penguatan Usaha dan Investasi DPP IKAPPI, Ahmad Choirul Furqon menilai, Mendag saat ini cenderung terlalu banyak pencitraan. Alih-alih pencitraan untuk mendompleng elektabilitas partai, Zulkifli sebaiknya fokus kerja.
“Kami paham bahwa sudah menjelang Pemilu 2024 dan sangat wajar apabila ketua partai ingin elektabilitas lembaganya naik, namun kami berharap Menteri jangan terlalu banyak pencitraan dulu. Apabila kinerjanya baik sebagai Mendag, kepercayaan publik juga akan naik terhadap partai yang dipimpinnya, itu otomatis,” kata Furqon, Rabu (28/9/2022).
Pascakenaikan harga BBM, harga sembako terus mengalami kenaikan. Sebagai menteri teknis yang langsung berhubungan langsung, seharusnya Mendag bisa muncul sebagai problem solver.
IKAPPI menilai bahwa sejauh ini Zulkifli belum banyak melakukan hal yang signifikan, khususnya hak yang berkaitan dengan pedagang pasar.
“Selama 100 hari ini Mendag memang sudah melakukan kerja, namun hingga saat ini belum terlihat signifikan keberhasilan apa yang telah dilakukannya. Kami berharap Menteri Zulhas terus fokus terhadap kerja yang menyentuh kehidupan masyarakat kecil,” ujarnya.
Dia juga menegaskan bahwa saat ini banyak sekali hal yang harus dipelajari oleh Mendag.
“Kami menilai bahwa hal yang perlu dipelajari oleh Mendag sangat banyak, jadi alangkah lebih baik apabila Menteri Zulhas lebih fokus dalam mempelajari permasalahan, seperti evaluasi HET atau harga eceran tertinggi dan permudah distribusi pangan,” imbuh pria kelahiran Kabupaten Rembang tersebut.
Ia juga mengingatkan bagaimana intruksi dari presiden terkait food security. Sudah berkali-kali Presiden memberikan peringatan tegas soal bahaya krisis pangan. Apabila hal ini tidak diindahkan tentu ini menyalahi aturan, padahal tugas seorang menteri yaitu membantu presiden dalam menajemen negara.
Presiden memberikan himbauan tersebut tentu saja berdasarkan data yang akurat, terlebih Food And Agricultural Organization (FAO) juga berkali-kali memberikan red alert adanya bahaya krisis pangan.
“Kementerian Pertanian sebagai kementerian teknis yang menyiapkan produk, Kemendag sebagai manajemen dalam distribusi barang, kalau kedua lembaga ini kerja sama dengan baik, maka Indonesia tidak akan ada krisis pangan,” tegasnya. (her/din)