Semarang (pilar.id) – Penanganan banjir dan rob di kawasan Tambak Lorok Semarang Utara kini dengan dibangun tanggul dan kolam retensi.
Tanggul dibangun pada di sisi timur dan barat, akan dibangun pula kolam retensi sisi barat seluas 1,17 hektare dan kolam retensi sisi kiri seluas 8,22 hektare dengan 3 pompa di masing-masing sisi berkapasitas 500 Lps.
Harapannya hal ini akan melindungi kawasan tambak lorok dari banjir dan rob sekaligus mengurangi genangan serta dalam jangka panjang dapat mendukung pengembangan wisata bahari kawasan Tambak Lorok.
Langkah pertama yang dilakukan Pemkot Semarang adalah dengan melakukan pembebasan lahan di Tambaklorok.
Hal itu ditandai dengan dimulainya pelaksanaan kegiatan pengendalian banjir dan rob yang diawali dengan sosialisasi pada Kamis (16/3).
Walikota Semarang Hevearita Gunaryanti Rahayu yang hadir dalam kesempatan tersebut mendorong jajarannya untuk mempercepat penanganan banjir dan rob di Kawasan Tambak Lorok.
“Untuk pengendalian banjir dan rob kita mulai dari diselesaikannya (pembangunan tanggul) di sisi timur karena yang barat ini masih menyisakan beberapa bidang yang belum selesai dalam pembebasan lahan. Tetapi ini semua juga sudah berproses,” terang Mbak Ita.
Saat ini juga bersamaan dengan appraisal pembebasan lahan untuk reaktivasi kereta api. Maka, ia berharap dalam waktu 2 minggu untuk diulang.
“Direviewlah agar bisa segera diselesaikan,” tutur wali kota perempuan pertama di ibu kota Jawa Tengah tersebut.
Sementara itu, Kepala Bidang Pelaksana Jaringan Sumber Air BBWS Pemali Juana, Mustafa menjelaskan jika pihaknya memastikan pembangunan dimulai dengan pengumpulan data yang akurat.
Hal ini dilakukan agar ke depannya pembangunan berjalan lancar dan menghindari konflik.
“Seandainya sudah selesai (pembebasan lahan) Januari-Februari itu sudah bisa kita mulai. Pada dasarnya masyarakat setuju untuk mendukung pembangunan ini. Cuma ada beberapa yang tidak (belum) setuju atas harga yang dikeluarkan,” kata Mustafa. (Aam)