Ngawi (pilar.id) – Kabupaten Ngawi, Provinsi Jawa Timur sedang memasuki masa panen raya padi. Sabtu (11/3/2023) panen raya padi salah satunya dilakukan oleh para petani di Desa Kartoharjo, Ngawi.
Dimana, panen raya yang ada di Desa Kartoharjo, Ngawi tersebut dihadiri langsung oleh Presiden Joko Widodo. Dalam keterangannya, Presiden Jokowi juga memberikan apresiasi kepada para petani yang produktifitasnya dinilai cukup tinggi.
Dimana, di Kabupaten Ngawi angka panen padi per hektare berkisar antara 8 hingga 10,5 ton. Produktifitas ini jauh bahkan dua kali lipat dari panen raya padi yang sempat dihadiri Presiden Jokowi saat kunjungan ke Kabupaten Kebumen, Jawa Tengah.
“Saya melihat memang ada perbedaan terutama di produktivitas per hektare. Di sini (panen) sudah ada yang mencapai 10,5 ton per hektare, ada yang 8 ton per hektare, kemarin di sana (Kabupaten Kebumen) 5,5 sampai 6 (ton per hektare),” kata Presiden saat meninjau panen raya padi di Desa Kartoharjo, Kabupaten Ngawi, Sabtu (11/3/2023).
Perbedaan tersebut, menurutnya, disebabkan oleh tingkat kesuburan tanah dan sistem pengairan sawah, serta manajemen pertanian yang berbeda di setiap daerah.
“Saya kira memang setiap daerah memiliki kesuburan yang berbeda, memiliki manajemen yang berbeda-beda mengenai pengairan dan lain-lain sehingga menurut saya ini baik untuk petani,” lanjutnya.
Pemerintah terus berupaya untuk menjaga keseimbangan harga gabah dan beras mulai dari tingkat produsen hingga konsumen. Presiden Joko Widodo mengatakan upaya tersebut dilakukan pemerintah agar keuntungan tetap bisa didapatkan oleh para petani dan pedagang.
“Yang sulit pemerintah itu menyeimbangkan harga di petani wajar, artinya dapat keuntungan, harga di pedagang wajar artinya pedagang dapat keuntungan, harga di konsumen, di masyarakat juga wajar. Ini mencari keseimbangan yang seperti itu tidak gampang,” ucap Presiden Jokowi
Untuk itu, Presiden kembali menekankan pentingnya segera menentukan harga gabah kering panen (GKP) nasional.
Presiden pun mewanti-wanti kepada Badan Pangan Nasional (BPN) untuk melakukan kalkulasi secara tepat, sehingga harga gabah lebih tinggi daripada biaya yang dikeluarkan oleh para petani.
“Itu aja yang paling penting. Ini panen raya, kalau enggak dijaga harganya pasti jatuh baik gabahnya maupun berasnya,” lanjutnya.
Lebih lanjut, Kepala Negara menyampaikan bahwa harga gabah nantinya akan diumumkan oleh BPN. Dengan diumumkannya harga gabah tersebut, Presiden berharap pembelian bulog menjadi lebih jelas.
“Ini yang segera nanti akan diumumkan oleh Badan Pangan sehingga pembelian bulog menjadi jelas, GKP-nya berapa,” imbuhnya. (fat)