Surabaya (pilar.id) – Hari Raya Idulfitri menjadi momen istimewa untuk mempererat hubungan keluarga. Namun, tanpa komunikasi yang baik, pertemuan keluarga bisa berujung pada ketegangan.
Dr. Andria Saptyasari S.Sos., M.A., dosen Ilmu Komunikasi Universitas Airlangga (UNAIR), membagikan tips agar komunikasi keluarga tetap harmonis saat Lebaran.
Hindari Pertanyaan Pribadi yang Sensitif
Menurut Andria, banyak orang secara tidak sadar menanyakan hal-hal yang terlalu pribadi saat berkumpul dengan keluarga. Hal ini sebaiknya dihindari karena bisa menimbulkan ketidaknyamanan.
“Membangun keintiman dalam komunikasi tidak harus selalu lewat informasi pribadi,” ujarnya. Sebagai gantinya, obrolan dapat diarahkan ke topik yang lebih ringan dan menyenangkan.
Jika mendapat pertanyaan yang kurang nyaman, Andria menyarankan untuk merespons dengan santai. “Misalnya, kalau ditanya ‘sudah lulus belum?’ jawab saja dengan bercanda, ‘nunggu angpao-nya nih buat modal lulus’,” katanya sambil tertawa.
Sesuaikan Topik dengan Konteks dan Kedekatan
Agar komunikasi berjalan lancar, penting untuk menyesuaikan topik obrolan dengan konteks dan kedekatan hubungan antaranggota keluarga. Pembicaraan yang terlalu langsung atau mendalam bisa melanggar ekspektasi lawan bicara dan membuat suasana menjadi canggung.
“Kita harus step by step, jangan langsung menyinggung masalah pribadi,” kata Andria. Ini terutama berlaku dalam pertemuan keluarga besar yang jarang bertemu.
Ciptakan Komunikasi yang Inklusif
Perbedaan usia sering menjadi kendala dalam komunikasi keluarga. Anak muda dan orang tua mungkin memiliki cara berkomunikasi yang berbeda. Untuk menjembatani perbedaan ini, Andria menyarankan kegiatan interaktif, seperti bermain gim bersama.
“Lewat bermain gim, komunikasi yang terjadi akan lebih spontan dan alami. Ini bisa meningkatkan kohesi atau kedekatan antaranggota keluarga,” jelasnya.
Dengan pendekatan yang positif dan terbuka, Idulfitri bisa menjadi momen penuh kebahagiaan bagi seluruh anggota keluarga. (ret/hdl)