Surabaya (www.pilar.id) – Tiap orang punya cara untuk mengisi waktu setelah purna tugas. Termasuk mantan Kepala Staf Angkatan Laut (KSAL), Laksmana TNI Siwi Sukma Adji.
Pada www.pilar.id, pria kelahiran Cimahi ini menceritakan banyak hal seputar kegiatannya setelah pensiun sejak Mei 2020 lalu. Seperti, dirinya yang kini lebih mendekatkan ke keluarga serta mencoba menyelami dunia anak muda.
” Anak saya ada yang menyelami dunia film, saya bantu dia, seperti membuat naskah dan apapun yang bisa saya bantu dengan berusaha menyelami dunia mereka, yaitu dunia digital,” ucapnya.
Hal itu dilakukannya, karena melihat jika anak-anak muda sekarang sangat berbeda dengan dunianya saat masih remaja. Dalam pandangannya, ia menganggap anak muda sekarang lebih senang bergaul dengan dunianya sendiri
“Mereka (anak muda) bisa bermain gadget dan game hingga berjam-jam, jangan sampai teknologi merusak pemikiran mereka. Maka saya mencoba mengedukasi mereka dengan cara mereka,” jabarnya
Tak hanya itu, bapak dua anak ini juga tengah disibukan oleh hobi menulisnya sejak duduk di bangku Sekolah Menengah Atas (SMA) dan telah mengeluarkan sejumlah buku, baik berupa novel, biografi, komik, serta buku motivasi.
Kecintaanya pada menulis membuat dirinya dapat mengabadikan setiap moment dan pemikirannya terhadap perjalanan hidupnya, seperti pada Novel pertamanya berjudul “Berada Dalam Dua Dunia”, yang menceritakan hal-hal baru yang ditemukan Siwi selama dirinya menjaga lautan Indonesia.
“Ketika saya jadi seorang kakek ada yang bisa saya ceritakan kepada anak cucu tentang buku dan perjalanan hidup saya. Buku-buku itu kerap saya bagikan kepada junior saya dan tidak saya jual. Ada juga yang sudah ada di perpustakaan nasional,” akunya.
Di masa habis tugasnya yang telah mengarungi lautan selama 35 tahun, Siwi juga aktif menjadi penulis lagu pada El Lima Band yang personilnya merupakan anggota TNI AL sebanyak 13 lagu
“Jadi saya tidak pernah merasa bosan menjalani semua ini, karena purna itu hanya dari tugas saya, tetapi saya masih bisa melakukan apapun yang bermanfaat,” ucap pria lulusan Akademi Angkatan Laut tahun 1985 ini.
Ia juga bercerita, selama dirinya menjaga lautan Indonesia. Ada beberapa hal yang tak mudah untuk diubah, yaitu mengubah kebiasaan masyarakat yang sering merusak pantai, seperti mencari ikan dengan bom ikan, mengambil pasir laut dan kebiasaan membuang sampah ke laut
“Makanya saya sering mengedukasi masyarakat yang bekerjasama dengan Bu Susi untuk menindak tegas masyarakat yang memakai bom ikan, pembuang sampah. Saya juga buat buku tentang menjaga laut, berjudul The Future of The Sea,” sebutnya.
Dirinya juga sempat mengenyam pendidikan dan mendapat gelar Sarja Ekonominya di Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Perbanas di jurusan Ekonomi dan Sumber Daya Manusia pada tahun 2011 hingga 2014.
Meski tak lagi menjabat, namun pria 59 tahun ini memiliki harapan kepada penerusnya agar keamanan laut Indonesia, terlebih pada jalur perdagangan internasional dipekertat lagi dan mampu menciptakan keadaan yang damai dan aman.
“Indonesia perlu menata sistem jalur laut, serta mengawal kapal yang datang ke Indonesia, agar laut di Indonesia dapat menjadi sumber kehidupan yang damai dan aman, bukan jadi pertikaian,” tutupnya. (jel)