Surabaya (pilar.id) – Memanfaatkan masa muda dengan berkarya dan produktif menjadi prinsip bagi Yovita Alviana, seorang mahasiswi yang saat ini menempuh pendidikan kedokteran di Universitas Islam Malang (UNISMA).
Hal itu dibuktikan dari adanya beberapa presetasi yang ia raih, salah satunya berhasil menjadi juara dalam sayembara Lomba Cipta Lagu yang diselenggarakan oleh Ikatan Senat Mahasiswa Kedokteran Indonesia (ISMKI) pada tahun 2019 lalu, yang telah diproduksi dan dirilis bertepatan dengan hari Sumpah Pemuda pada 28 Oktober 2020 melalui kanal YouTube
“Jadi ISMKI yang berdiri sejak 1981itu belum punya lagu, lalu ada sayembara nasional itu di September tahun 2019, kemudian tahun 2020 pengumaman dipilih laguku naik jadi jingle ISMK Indonesia, dan peluncurannya di Youtube bertepatan dengan hari Sumpah Pemuda 28 Oktober 2020 lalu,” ucap Yovi nama panggilannya ini.
Dalam proses pembuatannya ia menyebut sempat mengalami kendala dalam menciptakan lirik, karena tak ada tokoh yang bisa dijadikan objek dalam lagunya, namun akhirnya dia mencoba menuangkan pengalaman pribadinya yang saat ini juga menjabat sebagai Bendahara di ISMKI Wilayah 4 (Jawa Timur-Papua) ini, selama mengikuti organisasi tersebut.
“Saya sebenarnya sudah buat 9 lagu ada mars, hymne dan jingle, tetapi yang aku produksi hanya jinglenya saja dan aku berikan ke Ikatan Senat. Total waktu membuat lagu itu hingga 6 jam, dan itu waktu terlama ku membuat sebuah lagu, selama ini hanya sekitar satu hingga dua jam,” cerita mahasiswa fakultas Kedokteran ini.
Tak hanya itu juga bercerita, dalam pengerjaan produksi jingle tersebut juga dibantu oleh seorang dewan juri precaster dan produser music dari Indoesian Idol serta The Rising Star di Surabaya.
Dalam kejuaraan dunia musik, Yovi menyebut tak hanya pada sayembara itu saja, namun sedari kecil ia sudah pernah memenangkan perlombaan menyanyi sejak sekitar kelas 5 Sekolah Dasar (SD) yang dilatih sendiri oleh ayahnya yang juga merupakan seorang musisi ini. Hingga berlanjut di bangku Sekolah Menengah Pertama (SMP) ia mulai memainkan alat musik, yaitu keyboard
“Aku belajar music secara otodidak sampai aku SMA, di SMA aku pernah satu bulan les musik lalu keluar, hingga di kelas 2 SMA aku tergabung di paduan suara dan saat ini juga tergabung dalam Harmony Medical UNISMA,” ucap Yovi yang juga sebagai Staf Ahli di Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Fakultas Kedokteran di UNISMA ini.
Meski telah menyukai dan mendalami musik sedari kecil, tak membuat Yovi yang saat ini juga merupakan Putri Kesenian Jawa Timur tersebut, untuk tak belajar ilmu lain, dengan lebih memilih jurusan Kedokteran dibangku perkuliahannya.
“Saya lebih memilih pekerjaan saya sebagai dokter dan menempatkan musik sebagai hobi yang akan terus saya tekuni. Keduanya akan aku jalani, sulit untuk memilih keduanya, saya juga orangnya suka belajar, jadi tidak terlalu masalah,” ucap perempuan kelahiran Surabaya ini.
Kedepan, Yovi yang saat ini sering mendapat tawaran menjadi pembicara secara nasional maupun internasional ini, akan fokus terlebih dahulu dengan tanggungjawabnya saat ini sebagai Putri Kesenian Jawa Timur, serta terus membuat lagu dan berencana akan memproduksi lagu-lagunya tersebut.
“Aku sudah banyak bikin lagu, termasuk lagu cinta dan itu mau aku produksi untuk diperdengarkan di masyrakat, karena kalau di YouTube harus sudah bagus, aku sudah ada lagunya tinggal di produksi saja, di kegiatan kedokteran juga padet, jadi ingin fokus apa yang ada sekarang,” terang perempuan yang juga telah membuat buku berjudul Berkolaborasi dan Berkaraya Untuk Negeri, ini.
Pada lagu yang ia buat untuk ISMKI, ia berharap jika lagunya bisa disukai, dinyanyikan serta dapat menginspirasi mahasiswa kedokteran. Kedepan ia behrarap akan ada banyak karya-karya dari kedokteran, karena menurutnya kedokteran tak hanya melulu belajar, tetapi juga bisa menciptakan karya dan lain-lain.
“Kita masa muda, banyakin karya, karir, kontibusi yang luar biasa untuk lingkungan sekitar kita yang bisa menginspirasi banyak orang. karena masa muda adalah masa yang produktif, kalau suda tua kita akan kurang produktif, dan biar ada cerita buat anak cucu,” tutupnya. (jel/hdl)