Jakarta (pilar.id) – Gempa bumi dahsyat melanda pegunungan Atlas Tinggi Maroko pada Jumat (8/9/2023) malam, menelan korban lebih dari 1.000 orang dan menyebabkan cedera pada ratusan lainnya.
Dikutip dari voaindonesia.com, Minggu (10/9/2023), bencana ini juga merusak bangunan dan memaksa penduduk kota-kota besar untuk meninggalkan rumah mereka demi keselamatan.
Menurut Kementerian Dalam Negeri, sedikitnya 1.037 orang tewas akibat gempa ini, sementara 672 lainnya mengalami luka-luka. Mayoritas korban tewas tercatat di daerah pegunungan yang sulit dijangkau.
Di kota Marrakesh, yang letaknya paling dekat dengan pusat gempa, beberapa bangunan di kota tua yang merupakan situs Warisan Dunia UNESCO dilaporkan roboh. Televisi lokal menampilkan gambar menara masjid yang runtuh dengan puing-puing berserakan di atas mobil yang hancur.
Saluran berita Pan-Arab al-Arabiya mengutip sumber lokal yang tidak disebutkan namanya yang melaporkan bahwa lima anggota keluarga ditemukan tewas.
Pernyataan resmi dari Kementerian Dalam Negeri yang disiarkan di televisi mengenai jumlah korban menegaskan pentingnya menjaga ketenangan dalam situasi ini. Pemerintah mengumumkan bahwa gempa bumi melanda beberapa provinsi, termasuk Al Haouz, Ouarzazate, Marrakesh, Azilal, Chichaoua, dan Taroudant.
Montasir Itri, seorang penduduk desa di pegunungan Asni yang dekat dengan pusat gempa, melaporkan bahwa sebagian besar rumah di sana mengalami kerusakan. “Tetangga kami tertimbun di bawah reruntuhan, dan orang-orang di desa sedang bekerja keras untuk menyelamatkan mereka dengan menggunakan sarana yang tersedia,” ucapnya.
Pusat Geofisika Maroko mencatat gempa ini terjadi di wilayah Ighil di Atlas Tinggi dengan kekuatan magnitudo 7,2, sedangkan Survei Geologi AS melaporkan kekuatan gempa sebesar 6,8 magnitudo dengan kedalaman dangkal sekitar 18,5 km.
Ighil, sebuah daerah pegunungan dengan desa-desa pertanian kecil, terletak sekitar 70 km barat daya Marrakesh. Gempa bumi terjadi sekitar pukul 23.00 waktu setempat.
Kejadian ini menjadi gempa bumi paling mematikan di Maroko sejak gempa pada tahun 2004 di dekat Al Hoceima di pegunungan Rif utara yang menewaskan lebih dari 600 orang.
Di Marrakesh, sejumlah rumah di kota tua yang padat penduduknya dilaporkan roboh, dan warga berupaya membersihkan puing-puing sambil menunggu bantuan alat berat, demikian kata Id Waaziz Hassan, seorang warga kota tersebut.
Sementara itu, warga di Rabat, yang terletak sekitar 350 km utara Ighil, dan di kota pesisir Imsouane, yang berjarak sekitar 180 km ke arah barat, juga meninggalkan rumah mereka karena khawatir akan adanya gempa susulan yang lebih kuat. (hdl)