Jakarta (pilar.id) – Ekonomi sirkular merupakan model industri baru yang berfokus pada pengurangan sampah (reduce), penggunaan kembali (reuse) dan daur ulang (recycle) yang mengarah pada pengurangan konsumsi sumber daya primer dan produksi limbah.
Pemerhati lingkungan Dr Alexander Sonny Keraf mengatakan ekonomi sirkular menjadi kunci melestarikan Bumi.
“Saat ini dunia usaha menyadari pentingnya tanggung jawab yang berkelanjutan bagi keberlangsungan komunitas dan lingkungan. Sementara konsumen secara global juga mulai sadar dan khawatir dengan krisis bumi dan krisis iklim, yang membuat mereka semakin menuntut produk dan model bisnis yang ramah lingkungan,” ungkap Sonny dalam siaran pers pada Senin (30/5/3022).
Kendati ia menyebut model ekonomi sirkular sesungguhnya belum sepenuhnya diterapkan di Indonesia, tapi ia yakin mau tidak mau Indonesia akan mengimplementasikan ekonomi hijau dan ekonomi sirkular.
Sonny mencontohkan praktik ekonomi sirkular adalah penerapan extended producer responsibility, atau tanggung jawab produsen yang lebih luas, khususnya menyangkut sampah atau limbah.
“Selama ini telah terjadi salah kaprah karena menganggap sampah merupakan tanggung jawab konsumen. Sehingga masyarakat konsumen lah yang didesak untuk memilah, mengumpulkan, dan membuang sampah di tempatnya,” paparnya. (din/Antara)