Jakarta (pilar.id) – DKI Jakarta bakal menggelar Pemilihan Gubernur pada 2024. Sejumlah nama masuk dalam bursa cagub yang bakal menggantikan Anies Baswedan.
Di antara sejumlah nama, terdapat dua sosok yang menarik perhatian yaitu Wakil Gubernur Jawa Timur, Emil Elestiarto Dardak dan Wali Kota Surakarta, Gibran Rakabuming Raka. Mereka dianggap mewakili kaum muda.
Peneliti politik Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Adriana Elisabeth, mengungkapkan tidak ada yang salah mengikuti jejak politik Joko Widodo. Diketahui, Jokowi punya rekam jejak cemerlang menjadi Wali Kota Surakarta, lalu Gubernur DKI kemudian Presiden.
Langkah ini memang dapat dijadikan inspirasi bagi para kepala daerah yang berusia muda. Terutama oleh putra Jokowi sendiri, Gibran.
“Itu nggak salah, cuma maksud saya kenapa nggak, misalnya, dilihat dulu prestasinya di Solo, kan belum lama ya,” kata Adriana, kepada Pilar.id, di Jakarta, Senin (20/6/2022).
Menurut Adriana, sebaiknya Gibran menuntaskan masa baktinya di Surakarta terlebih dahulu. Dia yakin langkah itu dapat membuat Gibran lebih matang dalam berpolitik sehingga tidak dianggap ‘aji mumpung’ oleh masyarakat.
“Kalau begini kan nanti kelihatan memang ya sudah itu memang inspirasi dari orang tuanya. Kemudian ada akses dan sebagainya. Itu kesannya jadi lebih pragmatis,” jelas Adriana.
Hal yang sama juga berlaku untuk Emil Dardak. Andriana menilai lebih baik Emil menyelesaikan masa jabatannya sebagai Wagub Jatim.
Menurut Adriana, semestinya dibuat pola kepala daerah wajib sukses memimpin daerah terlebih dahulu. Sehingga muncul kepercayaan di masyarakat ketika seorang kepala daerah memutuskan untuk maju ke pemilihan yang lebih tinggi.
“Orang yang mau jadi presiden, dia harus pernah sukses menjadi walikota, kemudian naik menjadi gubernur. Nah kayak gitu orang bisa mengikuti track recordnya,” kata Adriana. (fat/beq)