Jakarta (pilar.id) – Bank Mandiri memperkuat komitmennya dalam pemberdayaan petani dan pengembangan kewirausahaan daerah dengan membangun Sentra Pengolahan Beras Terpadu (SPBT) di Kabupaten Jembrana, Bali.
Terletak di subak Tibubeleng, Desa Penyaringan, fasilitas ini berdiri di atas lahan seluas 395 hektare dan memiliki kapasitas produksi hingga 24 ton beras per hari.
Bank Mandiri tidak hanya menyediakan fasilitas fisik, tetapi juga memberikan edukasi dan pendampingan kepada petani dalam hal pengelolaan usaha dan pemasaran modern. Langkah ini bertujuan untuk menciptakan ekosistem pertanian yang mandiri dan berkelanjutan, sekaligus meningkatkan pendapatan petani dan kontribusi terhadap perekonomian daerah.
Melalui program SPBT ini, petani terlibat aktif melalui koperasi tani atau gabungan kelompok tani yang memiliki saham dalam pengoperasian SPBT. Pendekatan ini diharapkan dapat mengangkat status kelembagaan petani, menjadikan mereka lebih profesional dalam mengelola usaha sekelas perseroan terbatas (PT).
Corporate Secretary Bank Mandiri, Teuku Ali Usman, menyatakan bahwa SPBT ini diharapkan dapat mendukung perekonomian desa secara terpadu. “Kami berharap fasilitas ini tidak hanya meningkatkan pasokan beras lokal, tetapi juga membantu mengurangi kemiskinan,” ujarnya.
Pembangunan SPBT di Jembrana ini merupakan bagian dari program corporate social responsibility (CSR) Bank Mandiri. Fasilitas serupa telah dibangun di Pamarican, Ciamis, dan Kebumen. SPBT Pamarican, misalnya, mulai beroperasi sejak 2018 dan telah melibatkan ribuan petani dalam pengelolaannya.
Bank Mandiri juga mendukung inklusi keuangan bagi petani melalui penyaluran Kredit Usaha Mikro (KUM) dan Kredit Usaha Rakyat (KUR) yang telah mencapai Rp5,65 triliun hingga Juni 2024. Komitmen ini sejalan dengan upaya mencapai tujuan pembangunan berkelanjutan, khususnya pengentasan kemiskinan. (usm/hdl)