Jakarta (www.pilar.id) – Peringatan Hari Sumpah Pemuda, Kamis (28/10/2021) lalu terus menyisakan banyak kisah. Sebagian besar adalah kisah anak-anak muda yang mengharumkan nama bangsa.
Termasuk tiga anak muda Indonesia yang berhasil membawa spirit kewirausahaan dan membawa identitas bangsa melalui produk lokal yang dijual di pasar global. Mereka adalah Monica Amadea, Kevin Naftali, dan Pocut Yasmine yang memilih untuk mendirikan usaha di usia muda, dan berhasil memasarkan produk Indonesia ke luar negeri.
Yang pertama adalah Monica Amadea (25) yang memilih berwirausaha produk fesyen wanita dengan label Monomolly. Spirit wirausaha timbul karena Monica harus membiayai kuliahnya sendiri tanpa bantuan orang tua.
Perempuan lulusan jurusan Hubungan Internasional ini mulai mempelajari bisnis secara otodidak hingga akhirnya berhasil membuat produk bajunya sendiri. Produk yang dijual Monica menghadirkan pilihan pakaian perempuan yang inklusif bagi semua ukuran tubuh perempuan.
Puncaknya adalah pada tahun 2017 ketika Monica dibanjiri permintaan pembelian setelah mulai menjual produknya di platform e-commerce Shopee. “Masuk ke dalam platform digital untuk mengembangkan bisnis menjadi salah satu pilihan terbaik buat kemajuan bisnis saya,” jelas Monica.
Salah satu alasannya adalah karena target pasarnya kebanyakan sudah melek teknologi dan terbiasa berbelanja di e-commerce. “Kalau dari Shopee, kita biasa terima hingga ribuan pesanan, dan hingga kini bisa mendapat pesanan yang stabil hingga ratusan per harinya,” tambah Monica.
Siapa sangka kini ia juga sudah berhasil ekspor ke Singapura, Malaysia dan Thailand. “Ini semua dibantu oleh Shopee. Prosesnya mudah, sama seperti kita jual barang ke pengguna di dalam negeri. Seneng banget sih bisa go internasional,” tambahnya.
Selain Monica, ada juga Kevin Naftali yang berusia 28 tahun dengan produk fesyen pria bernama Kevasco. Awalnya, di tahun 2011, Kevin menjual produk knitwear – yang cukup berbeda dengan produk-produk fesyen laki-laki yang di jual di pasaran kala itu. Setelah menurunkan idealismenya dan mulai membaca pasar, di tahun 2017-2018 Kevin mulai fokus untuk menambahkan produk life wear.
Kevin menjelaskan bagaimana kehadiran e-commerce seperti Shopee sangat membantu perkembangan brand-brand yang masih kecil untuk menjadi platform yang menyediakan demand yang cukup stabil, terlebih dengan adanya berbagai kampanye dengan promo-promo yang menarik.
Meski industri fashion terkena dampak saat awal pandemi COVID-19, omzet Kevin justru berhasil naik hingga 2x lipat di tahun 2020 dari tahun 2019 berkat penjualan di Shopee. Pencapaian Kevin adalah ketika berhasil mengekspor produknya ke negara tetangga seperti Singapura dan Thailand.
“Kita dulu pernah ekspor, tapi itu hand carry, titip sama temen kita yang memang kuliah di luar negeri. Tapi sayang jumlahnya hanya bisa sedikit saja, dan itu pun saat teman kita lagi pulang ke Indonesia saja.” kata Kevin.
Sejak tahun 2019, Kevin ikut serta dalam Program Ekspor Shopee ke Singapura dan Thailand. Sejak saat itu Kevasco mencatatkan perkembangan yang sangat baik. Hingga kini, 20-25% omzet penjualan dari Shopee berasal dari ekspor.
Diakui Kevin, ada banyak hal yang ia dapatkan dari bergabung di program ekspor ini. Oleh karenanya, Kevin ingin terus menjadikan ekspor sebagai fokus untuk terus melakukan ekspansi market.
Terakhir ada Pocut Yasmine (25) yang merintis usaha sejak bangku kuliah. Dengan berbekal kemampuan photoshop, ia menjual berbagai macam stiker, pin, dan printables lainnya sambil menyelesaikan kuliahnya di jurusan arsitektur.
Yasmine mulai membuka toko di e-commerce Shopee sejak tahun 2018. Sejak saat itu pula ia mendedikasikan seluruh waktunya agar produknya yang ia namakan Tameeca bisa berekspansi ke pasar global.
Kini, Yasmine tengah mengembangkan pangsa pasar ekspor Tameeca di Singapura, Malaysia, dan Thailand. Ia melakukannya dengan memasang iklan di Instagram di ketiga negara tetangga tersebut. Dari hasil iklan tersebut, banyak konsumen yang kemudian menanyakan produk yang ia jual dan melakukan pembelian melalui e-commerce Shopee.
Sebelum menjual di Shopee, Yasmine pernah mencoba ekspor secara mandiri setelah menerima pesanan melalui Instagram. Namun upaya itu malah menjadikan banyak calon pembeli membatalkan pesanan karena meningkatnya biaya ongkos kirim.
Yasmine mengaku bahwa keikutsertaannya dalam Program Ekspor Shopee sangat membantunya, terutama dalam urusan logistik. Kini, Yasmine bertekad ingin merambah ke negara-negara lainnya sambil menambah sumber daya manusia (SDM) agar bisa menangani banyaknya pesanan dari luar negeri.
Berkat kemudahan yang ditawarkan oleh Program Ekspor Shopee, Monica, Kevin, dan Yasmine tidak hanya mengembangkan bisnisnya secara lokal saja, namun juga bisa melangkah ke panggung global di usia yang muda. Kegigihan dan semangat juang yang mereka miliki bisa menjadi inspirasi di kalangan kaum muda agar Bangsa Indonesia bisa bangkit perekonomiannya melalui spirit wirausaha.
Kalau Monica, Kevin, dan Yasmine melalui karyanya bisa ikut meneruskan langkah para atlet, penyanyi dan aktor yang lebih dulu membanggakan nama Indonesia, tentu kamu juga bisa melakukannya dengan membawa nama Indonesia melalui karya atau produk yang bisa bersaing di pasar global. (ade)