Surabaya (pilar.id) – Safira Aulia Pramudita, mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Airlangga (UNAIR), berhasil meraih kesempatan emas untuk belajar di Universiti Malaya, Malaysia. Fira, panggilan akrabnya, memilih mengambil program studi Gender Studies dan International Relations di universitas terbaik Malaysia tersebut.
Keberhasilan Fira mendapatkan kesempatan belajar di luar negeri ini didapatkan melalui program Indonesian International Student Mobility Awards (IISMA) Kemdikburistek. Beasiswa ini memungkinkan Fira untuk berkuliah di Universiti Malaya selama satu semester, mulai dari Oktober 2023 hingga Februari 2024.
“Ini tahun kedua aku mendaftar IISMA. Tahun lalu, aku belum berhasil terpilih sebagai awardee. Tapi, dari situ aku bisa mengevaluasi diri, apa saja kekuranganku dan apa yang harus aku tingkatkan agar bisa lolos IISMA,” ungkap Fira.
Fira berbagi pengalaman bahwa belajar di Universiti Malaya memberikannya banyak pengalaman baru, terutama saat mengikuti perkuliahan Gender Studies, Society, and Culture. Ia mencatat perbedaan metode pembelajaran di Malaysia yang lebih beragam dibandingkan dengan di Indonesia.
“Mahasiswa tidak hanya duduk di kelas dan mendengarkan penjelasan dosen melalui Power Point. Ada banyak metode pembelajaran, seperti mengunjungi Gender-Based Violence (GBV) Exhibition, pertunjukan tradisional terkait gender, review film, dan lain sebagainya,” tuturnya.
Fira dan teman-temannya juga turut mengunjungi GBV Exhibition, di mana mereka diminta untuk mengamati dan membuat esai refleksi sebagai bagian dari penilaian kuliah. Selain itu, mahasiswa Indonesia juga berpartisipasi dengan menampilkan tarian dan nyanyian tradisional Indonesia.
IISMA memberikan pelajaran berharga bagi Fira, terutama ketika ia menjadi satu-satunya awardee pada mata kuliah Politics and Government in South East Asia. Meskipun awalnya merasa asing dengan mata kuliah tersebut, Fira memilih untuk tetap mengambilnya dan berhasil membaur dengan mahasiswa lokal dan internasional.
Fira juga memberikan tips kepada mahasiswa yang ingin mendaftar IISMA. Pertama, mencari informasi sebanyak mungkin tentang program, mulai dari persiapan tes bahasa Inggris, program mentoring, hingga webinar IISMA. Kedua, membangun personal branding yang baik, karena IISMA mencari mahasiswa yang dapat menjadi jembatan antara Indonesia dan negara tujuan. Terakhir, memiliki rasa percaya diri, terutama dalam menyusun esai, dan melakukan filtrasi terhadap saran dan masukan yang diterima.
“Dalam esai, lakukan filtrasi terhadap saran dan masukan yang ada. Esai seharusnya bersifat pribadi, dan walaupun boleh mendapatkan masukan, tidak semua perlu diterima begitu saja,” pungkas Fira. (ipl/hdl)