Siapa tidak dengar cerita Lord Bonge dan Queen Kurma, sosok fenomenal pergerakan muda mudi yang berasal dari daerah penyangga Jakarta untuk datang dan menikmati fasilitas umum di Stasiun Sudirman Jakarta.
Yang kemudian menjadi Viral di media sosial dengan tingkahnya yang polos dan cara menjawab pertanyaan yang ceplas ceplos. Dengan gaya berpakaian yang menarik sesuai style mereka masing-masing, dan mereka menggunakan Zebra Cross sebagai arena Runway Model.
Diketahui muda mudi ini berasal dari seputaran Depok, Bogor, Tangerang, Bekasi serta wilayah lainnya dan tentunya dari Jakarta sendiri dan kemudian dijadikan singkatan menjadi SCBD (Sudirman, Citayam, Bogor, Depok).
Menurut saya, ini fenomena yang tiba-tiba tanpa direncanakan atau digerakkan oleh satu pihak. Fenomena ini murni social movement pada awalnya. Dan nampaknya sekarang agak bergeser, banyak pihak dengan kesiapan yang lebih tinggi dibanding muda mudi SCBD tersebut.
Media massa berebut memberitakan Citayam Fashion Week (CFW) ini sebagai The Next Harajuku Fashion, tak ayal sejurus kemudian banyak yang memanfaatkan keriuhan aksi Citayam Fashion Week tersebut.
Marketing Communication x Brand Awareness
Bila dilihat dari sisi teori Marketing Communication & Brand Awareness, tentu Citayam Fashion Week ini ibarat durian runtuh bagi mereka yang siap.
Karena para pihak pemilik brand, youtuber, selebgram, selebtok dan lain sebagainya tidak membutuhkan upaya dan biaya yang besar untuk dapat eksposure media.
Hampir setiap hari kita mendapatkan paparan informasi tentang Citayam Fashion Week ini. Mulai buka TV, Online News maupun sosial media isinya seputara Citayam Fashion Week.
Dan terbaru, ada pihak yang mendaftarkan Merk Citayam Fashion Week atas nama perusahaan.
Menurut saya pribadi bila untuk niatnya melindungi Brand Citayam Fashion Week ini agar tetap jadi milik Indonesia maka itu hal yang positif, namun bila tujuannya adalah untuk kepentingan segelintir pihak maka hal tersebut perlu diluruskan.
Terlepas dari beleid Pendaftaran Merk tersebut, saya mengajak agar kita melihat fenomena Citayam Fashion Week ini sebagai hal yang positif bahwa muda mudi Indonesia memiliki potensi luar biasa dalam konteks fashion dan pengelolaan Sosial Media. Hal ini terbukti betapa masifnya publikasi tentang Citayam Fashion Week ini.
Lantas, apa langkah selanjutnya agar citra Citayam Fashion Week ini semakin positif bagi Indonesia. Pemerintah tentunya perlu hadir untuk mengatur Citayam Fashion Week untuk jadi lebih tertib dan keren.
*penulis adalah praktisi komunikasi