Surabaya (pilar.id) – Jawa Timur saat ini berada di masa peralihan, dari musim hujan ke musim kemarau. Hal ini dpastikan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) berdasar analisis kondisi iklim.
Dalam keterangan tertulisnya, BMKG Juanda mengingatkan agar masyarakat mewaspadai terjadinya cuaca ekstrem saat peralihan musim atau pancaroba ini.
Disampaikan, adanya tarikan massa udara akibat adanya daerah pusat tekanan rendah di sebelah selatan Jawa Timur yang mengakibatkan terbentuknya konvergensi atau pertemuan massa udara di wilayah Jawa Timur, dapat meningkatkan potensi pertumbuhan awan-awan konvektif, aktifnya gelombang atmosfer Rossby dan Kelvin di wilayah Jawa Timur dalam seminggu ke depan.
Hal ini berdampak pada peningkatan jumlah curah hujan di sebagian besar wilayah Jawa Timur, serta didukung hangatnya kondisi perairan Jawa Timur yang menambah suplai uap air semakin banyak ke atmosfer.
Disampaikan pula, kondisi ini sangat berpengaruh dalam pembentukan awan-awan Cumulonimbus yang akan semakin intens sehingga dapat mengakibatkan hujan dengan intensitas sedang hingga lebat disertai petir dan angin kencang sesaat.
Berikut beberapa wilayah yang perlu diwaspadai memiliki potensi cuaca ekstrem yang dapat mengakibatkan terjadinya bencana hidrometeorologi (genangan air, puting beliung, maupun hujan es) pada periode 25 Maret hingga 1 April 2023.
Masing-masing adalah Kota Batu, Kabupaten Jember, Kabupaten Jombang, Kota Madiun, Kabupaten Magetan, Kota Malang, Kabupaten Nganjuk, Kabupaten Pacitan, Kabupaten Ponorogo, Kabupaten Sampang, Kabupaten Kediri, Kabupaten Pasuruan, dan Kabupaten Banyuwangi.
Kemudian Kabupaten Bojonegoro, Kabupaten Bondowoso, Kota Blitar, Kabupaten Lumajang, Kabupaten Madiun, Kabupaten Malang, Kabupaten Mojokerto, Kabupaten Ngawi, Kabupaten Probolinggo, Kabupaten Situbondo, Kabupaten Trenggalek, Kabupaten Tuban, Kabupaten Tulungagung, Kota Kediri, dan Kota Mojokerto.
Selain itu juga Kota Pasuruan, Kota Probolinggo, Kabupaten Sidoarjo, Kabupaten Sumenep, Kabupaten Bangkalan, Kabupaten Blitar, Kabupaten Gresik, Kota Surabaya, Kabupaten Pamekasan, dan Kabupaten Lamongan.
Untuk itu, BMKG Juanda menghimbau agar masyarakat selalu waspada terhadap dampak potensi bencana hidrometeorologi pada masa peralihan atau pancaroba.
Masyarakat juga diminta memantau informasi terkini berdasarkan citra radar cuaca WOFI melalui website BMKG Juanda.
Selain itu juga memantau informasi peringatan dini 3 harian dan peringatan dini 2 – 3 jam ke depan yang selalu dibagikan melalui website dan media sosial @infobmkgjuanda. (hdl)