Jakarta (pilar.id) – Day of the Dead: Bloodline adalah film horor yang dirilis pada tahun 2017. Film ini adalah remake dari film Day of the Dead (1985) dan berfokus pada kisah sekelompok orang yang berjuang untuk bertahan hidup di tengah wabah zombie.
Cerita mengikuti seorang dokter bernama Sarah, yang berusaha untuk menemukan cara untuk menyelamatkan orang-orang yang terinfeksi dan mengatasi invasi zombie yang semakin meluas.
Dia harus menghadapi berbagai tantangan, termasuk bertahan dari serangan zombie serta konflik dengan sesama manusia.
Pemeran utama dalam film Day of the Dead: Bloodline adalah Sophie Skelton sebagai Sarah, Johnathon Schaech sebagai Max, Jeff Gum sebagai Baca, Kenny Wormald sebagai Darnell, dan Mark Rhino Smith sebagai Karan.
Film ini disutradarai oleh Hector Echavarria, yang juga terlibat dalam penulisan naskah bersama James W. McFarland.
Film dengan elemen horor dan thriller yang kuat ini memiliki durasi sekitar 90 menit, dirilis secara terbatas di bioskop dan juga tersedia dalam format digital dan DVD.
Film ini menerima ulasan yang beragam dari kritikus dan penonton. Meskipun ada yang menganggapnya menarik karena penggambaran baru dari tema zombie, beberapa kritik muncul karena perbandingan dengan film aslinya.
Film ini menawarkan perspektif baru tentang genre zombie, dengan fokus pada aspek emosional dan moral yang dihadapi oleh karakter-karakternya saat berjuang untuk bertahan hidup.
Remake Day of the Dead (1985)
Day of the Dead: Bloodline (2017) sering dianggap lebih buruk dibandingkan dengan Day of the Dead (1985) karena beberapa alasan, yang mencakup aspek kualitas produksi, penulisan, dan pengembangan karakter. Berikut adalah beberapa faktor yang berkontribusi pada persepsi tersebut.
1. Kualitas Cerita dan Penulisan
Day of the Dead (1985) ditulis oleh George A. Romero, seorang pionir genre zombie. Ceritanya tidak hanya menampilkan elemen horor, tetapi juga mengandung kritik sosial dan politik yang mendalam. Tema-temanya yang kompleks, seperti ketahanan manusia dan ketegangan antara militer dan ilmuwan, memberikan kedalaman pada narasi.
Sementara itu, Bloodline lebih berfokus pada aksi dan horor permukaan. Penulisan yang lebih lemah dan kurangnya pengembangan karakter membuat cerita terasa dangkal, tanpa memberi banyak kedalaman emosional yang ditemukan dalam film aslinya.
2. Pengembangan Karakter
Dalam Day of the Dead (1985), karakter-karakter dikembangkan dengan baik, sehingga penonton dapat terhubung dengan mereka secara emosional. Hubungan antara karakter juga menjadi pusat cerita, memberikan dinamika yang menarik.
Di sisi lain, Bloodline sering kali dianggap tidak memberikan pengembangan karakter yang cukup. Karakter-karakter dalam film ini terasa stereotipikal dan kurang memiliki latar belakang yang kuat, sehingga sulit bagi penonton untuk peduli dengan nasib mereka.
3. Efek Khusus dan Produksi
Meskipun Day of the Dead (1985) dibuat dengan anggaran yang lebih rendah, efek praktis dan makeup yang digunakan di film tersebut masih dianggap sebagai salah satu yang terbaik di genre horor, memberikan keaslian dan ketakutan yang lebih besar.
Bloodline, dengan teknologi yang lebih modern, menggunakan efek CGI yang dianggap kurang efektif dan tidak mampu menciptakan ketegangan yang sama. Beberapa penonton merasa bahwa efek CGI mengurangi ketegangan dan ketakutan yang dihasilkan oleh efek praktis.
4. Pengaruh dan Warisan
Day of the Dead (1985) memiliki dampak yang besar terhadap genre zombie dan sering dianggap sebagai salah satu film zombie terbaik sepanjang masa. Film ini membangun dasar untuk banyak film zombie yang muncul setelahnya dan memengaruhi banyak pembuat film.
Sebaliknya, Bloodline tidak memiliki dampak budaya yang sama dan lebih cenderung dianggap sebagai remake yang tidak memberikan kontribusi signifikan pada genre.
Secara keseluruhan, meskipun Day of the Dead: Bloodline mungkin memiliki beberapa momen menarik dan produksi yang layak, banyak kritikus dan penggemar film yang merasa bahwa film ini tidak mampu mencapai kualitas dan kedalaman yang ditawarkan oleh Day of the Dead (1985).
Perbedaan dalam penulisan, pengembangan karakter, dan kualitas produksi menjadi alasan utama mengapa banyak orang berpendapat bahwa remake ini lebih buruk dibandingkan dengan film aslinya. (ret/hdl)